Thursday, September 30, 2010

Buy on October, Sell on July

Introduction. Di pasar saham Amerika terdapat kepercayaan untuk melakukan pembelian saham di bulan November dan melakukan penjualan saham di bulan May, atau yang lebih terkenal dengan istilah "Buy on November, Sell on May". Hal ini didasarkan data riset bahwa return pasar saham Amerika biasanya membukukan pertumbuhan terbesar di bulan November hingga April tahun berikutnya.

Untuk melihat apakah asumsi tersebut berlaku juga di pasar saham Indonesia saya melakukan penelitian sederhana dengan metodologi sebagai berikut :
  1. Menghitung return bulanan dari January hingga December untuk melihat kinerja pasar saham Indonesia tiap bulannya.
  2. menghitung return rata rata bulanan dari tahun 2000 hingga 2009 dimana sumber data sekunder saya peroleh dari Bloomberg.
  3. Menghitung standard deviasi bulanan untuk menentukan volatilitas bulanan dari January hingga December.
  4. Menciptakan Win/Loss Index bulanan untuk memberi gambaran probabilitas keuntungan/kerugian bulanan bagi investor dan trader.

Dari hasil perhitungan tersebut saya mencoba untuk melihat apakah ada perbedaan strategy antara investor dan trader terkait kinerja pasar saham Indonesia secara bulanan. Asumsi yang saya gunakan adalah :
  • Bagi investor, strategy yang saya sarankan adalah melakukan pembelian saham saat pasar mengalami oversold dan melakukan penjualan saham saat pasar mengalami overbought (buy on weakness, sell on strenght).
  • Bagi trader, strategy yang saya sarankan adalah melakukan trading pada saat kinerja pasar saham mengalami volatilitas cukup besar.
  • Bagi investor dan trader, saya sarankan untuk melihat Win/Loss Ratio Index untuk mendapatkan gambaran probabilitas keuntungan/kerugian. Win/Loss Ratio Index di atas 1 point index berarti probabilitas investor/trader untuk memperoleh keuntungan lebih besar. Sedangkan jika Win/Loss Ratio Index dibawah 1 point index maka probabilitas investor/trader untuk mengalami kerugian lebih besar.


Monthly Average Return. Langkah pertama yang saya lakukan adalah menghitung rata rata return bulanan pasar saham saham Indonesia, dimana saya menggunakan JCI sebagai proxy, untuk melihat kinerja harga saham bulanan per tahun. Data yang saya gunakan adalah mulai dari tahun 2000 hingga 2009, dimana saya menggunakan sumber data sekunder dari Bloomberg.

Berikut hasil perhitungan rata rata return bulanan JCI dari tahun 2000-2009 :


Dari gambar diatas dapat dilihat kinerja saham terbaik ada pada bulan December dimana pada bulan tersebut, dari tahun 2000 hingga 2009, JCI mampu membukukan keuntungan rata rata sebesar +5.1%, yang diikuti oleh bulan April +4.5% dan bulan November +3.7%.

Sementara itu kinerja saham terburuk ada pada bulan October dimana pada bulan tersebut mengalami kerugian rata rata sebesar -3.0%, yang diikuti oleh bulan August -2.5% dan bulan February -0.3%.

Data tersebut diatas memberikan indikasi pasar saham Indonesia mengalami oversold pada bulan October dan mengalami overbought sekitar pertengahan tahun, menjelang akhir bulan July.

Oleh sebab itu saya merekomendasikan bagi para investor untuk melakukan pembelian saham pada bulan October, saat pasar saham mengalami oversold, dan melakukan penjualan saham pada bulan July, saat pasar saham mengalami overbought. Strategy ini biasa dikenal dengan istilah "buy on weakness and sell on strength".


Monthly Average Range. Langkah kedua yang saya lakukan adalah menghitung volatilitas return JCI dengan menggunakan asumsi 2 standard deviasi, sehingga tingkat ketepatan perhitungan volatilitas mencapai 95%.

Berikut hasil perhitungan volatilitas return per bulan JCI dari tahun 2000 hingga 2009 :


Dari grafik di atas dapat dilihat tingkat volatilitas return bulanan tertinggi ada pada bulan October, dimana rata rata return pada bulan tersebut berada dalam rentang -26.8% hingga +20.8%. Selain itu, volatilitas return terbesar lainnya ada pada bulan April (-15.9% sd +24.8%), bulan May (-16.3% sd +20.4%) dan bulan September (-19.0% sd +19.7%).

Sementara itu, volatilitas return bulanan terendah ada pada bulan February dimana rata rata return pada bulan tesebut ada pada kisaran -7.9% hingga +7.3%, dan pada bulan December (-3.6% sd +13.7%).

Oleh sebab itu, saya merekomendasikan bagi para trader saat terbaik untuk melakukan trading adalah pada bulan April, May, September dan October dimana pada bulan bulan tersebut tingkat volatilitas return JCI berada pada rentang terbesar. Semakin besar rentang return pasar saham saya lihat sebagai peluang terbaik untuk melakukan trading jangka pendek dan menengah.


Win/Loss Ratio Index. Langkah ketiga yang saya lakukan adalah membuat Win/Loss Ratio Index (W/L RI) untuk memberikan gambaran probabilitas kemungkinan seorang investor atau trader membukukan keuntungan atau mengalami kerugian per bulannya.

Kemungkinan seorang investor/trader membukukan keuntungan digambarkan saat W/L RI lebih besar dari 1 point index. Dan sebaliknya, jika W/L RI lebih kecil dari 1 point index ini berarti seorang investor/trader kemungkinan mengalami kerugian.

Berikut hasil perhitungan W/L RI per bulan JCI dari tahun 2000 hingga 2009 :


Dari grafik di atas dapat dilihat W/L RI tertinggi ada pada bulan December dimana W/L RI mencapai level +3.84 point index. Berikutnya bulan November memiliki W/L RI tertinggi kedua sebesar +2.24 point index.

Sementara itu, bulan February, August dan October mencatatkan W/L RI dibawah 1 point index dimana pada bulan February W/L RI berada pada level +0.93 point index, August +0.62 dan October +0.78.

Hal ini dapat diartikan probabilitas membukukan keuntungan terbesar ada pada bulan November dan December, sementara probabilitas mengalami kerugian terbesar ada pada bulan February, August dan October.

Oleh sebab itu, rekomendasi bagi para investor/trader adalah kemungkinan mereka membukukan keuntungan lebih besar ada pada bulan November dan December. Sedangkan resiko mengalami kerugian saat melakukan investasi atau trading di pasar saham lebih besar ada pada bulan February, August dan October.


Kesimpulan. Dari hasil analisa di atas saya memberikan rekomendasi sebagai berikut :
  • Bagi para investor, untuk melakukan pembelian saham pada bulan October saat pasar mengalami oversold serta melakukan penjualan saham pada bulan July saat pasar mengalami overbought.
  • Bagi para trader, saat tebaik untuk melakukan trading saham ada pada bulan April, May, September dan October saat volatilitas return saham sangat besar.
  • Bagi para investor dan trader, probabilitas memperoleh keuntungan ada pada bulan November dan December, sedangkan probabilitas mengalami kerugian ada pada bulan February, August dan October.
Selamat berinvestasi.


Disclosure : This article is my personal view & it might be different from my professional view.
DISCLAIMER ON.

Wednesday, September 29, 2010

Market Review & Outlook 30 September 2010

JCI rose for a fourth consecutive days. JCI pada perdagangan kemarin kembali ditutup naik untuk empat hari berturut turut, dimana JCI ditutup pada level 3,495 atau naik +0.66%. Secara technical baik dengan menggunakan weekly atau daily chart terlihat JCI masih berada pada pola up-trend. MACD histogram kembali naik setelah pada periode 21-24 September mengalami koreksi. Namun demikian, pada perdagangan kemarin JCI gagal mencatatkan record all time high dimana kemarin level tertinggi JCI hanya mencapai 3,513 sedangkan pada perdagangan dua hari lalu JCI sempat meyentuh level 3,524.

Asia rose on China's PMI but Euro & US fell on earnings. Pasar saham Asia pada perdagangan kemarin ditutup naik terkait data China's PMI versi HSBC Holdings & Markit Economics naik ke level 52.9 pada bulan September dari 51.9 di bulan Agustus. PMI versi resmi pemerintah China sendiri rencananya akan diumumkan pada 1 October besok. Nikkei naik +0.67% ke level 9,559 & Hang Seng naik +1.22% ke 22,378.

Beralih ke Eropa, naiknya Executive & Consumer Sentiment Index ke level 103.2, yang merupakan tertinggi sejak awal 2008, tidak mampu menyakinkan investor atas prospek pemulihan ekonomi benua biru tersebut. Kekhawatiran investor ini terkait pernyataan the European Commission pada 13 September lalu yang menyatakan perekonomian Eropa hanya akan tumbuh "moderate" pada semester II tahun ini terkait rencana pemerintah Irlandia & Portugal mengurangi defisit dengan memotong anggaran belanja pemerintah.

Selain itu, results dari Hennes & Mauritz AB, peritel terbesar kedua di Eropa, yang berada dibawah ekspektasi analis menjadi katalis negatif bagi pasar. Profit H&M DI 3Q hanya naik +23%, jauh dibawah proyeksi, serta margin yang mengecil membuat saham tersebut kemarin anjlok -6.5%. FTSE terkoreksi -0.16% ke level 5,569 sementara DAX turun -0.46% ke 6,246.

Lemahnya kinerja H&M terbawa ke pasar Amerika dimana investor khawatir kinerja retailer Amerika juga akan memburuk. Pada perdagangan kemarin Urban Outfitters turun -8.4%. Demonstrasi yang terjadi di sejumlah tempat di Eropa seperti Spanyol, Atena & Dublin berpengaruh negatif ke pasar Amerika pula.

Pada perdagangan kemarin DJIA turun -0.21% ke level 10,835, Nasdaq -0.13% ke 2,376 & S&P 500 terkoreksi -0.26% ke 1,144. Nanti malam investor akan menanti data final 2Q GDP Amerika dimana pasar harapkan ekonomi Amerika akan naik +1.6%. Selain itu, Chicago PMI diperkirakan pada bulan September akan turun ke level 56 dibanding 56.7 pada bulan Agustus.

JCI to mix. Untuk perdagangan hari ini saya proyeksikan JCI akan bergerak mix dengan range 3,474-3,515. Support II ada pada level 3,455, support III 3,435, resistance II 3,535 & resistance III 3,555.

Stocks idea. Sejumlah saham yang saya rekomendasikan Buy adalah AKRA, BMRI, JPFA, MEDC, SMGR, SMRA. Sedangkan saham yang saya rekomendasikan Sell adalah ELTY, ENRG, GZCO, PTPP, LSIP.

Disclosure : I hold none of the stocks mentioned above. This article is my personal view & it might be different from my professional view.
DISCLAIMER ON.

Tuesday, September 28, 2010

Market Review & Outlook 29 September 2010

JCI lost steam on 2nd session. Setelah sempat naik menyentuh level tertinggi di sesi I pada level 3,524 JCI akhirnya kehilangan tenaga pada sesi II, dimana JCI akhirnya ditutup pada level 3,472 atau hanya naik +0.13% saja. Sektor perdagangan mencatatkan kenaikan tertinggi sebesar +1.26% yang diikuti sektor konstruksi +0.79% & sektor infrastruktur +0.69%. Sementara itu sektor aneka industri mencatatkan koreksi paling tajam sebesar -1.78% yang diikuti sektor perkebunan -1.12% & sektor manufaktur -0.46%.

Saham AALI terkoreksi -2.9% ke level 21,700 setelah outlook CPO di tahun 2011 hanya sebesar 2,500 ringgit/mton, atau tidak mengalami peningkatan dari outlook 2010. Sementara itu, proyeksi penjualan kendaraan bermotor yang kemungkinan akan kembali anjlok -23% di bulan September membuat saham ASII turun -2% ke level 56,950. Rencana right issue BMRI pada bulan Desember mendatang, atau paling lambat February tahun depan, membuat saham bank pelat merah tersebut naik +1.5% ke level 6,750. Dan terakhir saham PTBA naik +1.3% ke level 20,250 terkait rencana perseroan membangun pelabuhan batubara di Lampung yang akan meningkatkan kapasitas loading dua kali lipat menjadi 25 juta ton per tahun.

Asia fell on property, Europe worried on finance & US surged on drugs. Pasar saham Asia pada perdagangan kemarin terkoreksi terkait kekhawatiran investor atas rencana pemerintah China untuk melakukan kontrol atas kenaikan harga property. Berdasarkan berita yang dikutip dari the China Business News, pemerintah China kemungkinan dalam waktu dekat akan mengeluarkan kebijakan yang membatasi kepemilikan rumah kedua & ketiga. Langkah ini terpaksa diambil untuk stabilisasi harga property di negri panda tersebut. Indeks Nikkei turun -1.1% ke level 9,495 & Hang Seng anjlok -1.%.

Dari Eropa, kekhawatiran investor atas Irlandia & Portugal terkait besarnya hutang negara membuat harga obligasi pemerintah dan pasar saham turun. Indeks Stoxx Europe 600 terkoreksi -0.2% sementara DAX ditutup flat & FTSE naik tipis +0.1%.

Dari Amerika, meski Consumer Confidence di bulan September turun ke level 48.5 point index (cons. 52.1, prior 53.5) namun pasar saham terdongkrak oleh sektor farmasi. Saham Walgreen Co., yang merupakan jaringan drugstore terbesar di Amerika, naik +11% setelah EPS 4Q mencapai 53 sen, jauh diatas proyeksi para analis yang hanya sebesar 44 sen. DJIA naik +0.43% ke level 10,858, Nasdaq naik +0.41% ke level 2,379 & S&P 500 naik +0.49% ke 1,147.

JCI will mix. Saya proyeksikan JCI hari ini akan bergerak mix dengan trading range pada level 3,445-3,510. Support II ada pada level 3,415, support III 3,375. Sedangkan resistance II pada level 3,555, resistance III 3,580. Katalis negatif bagi indeks adalah faktor regional yang dibuka terkoreksi pagi ini terkait anjloknya Consumer Confidence Amerika semalam. Sedangkan katalis positif adalah proyeksi inflasi di bulan September ini akan rendah sekitar 0.5% mom, dibawah inflasi Agustus 0.76% mom.

Stocks idea. Untuk Buy saya merekomendasikan JSMR, BLTA & WIKA. Sementara untuk Sell adalah INDF & MIRA. Speculative Buy MEDC terkait rencana penggabungan dengan Pertamina.


Disclosure : I hold JSMR at this moment. This article is my personal view & it might be different from my professional view.
DISCLAIMER ON.

Penjualan Motor Agustus Mulai Melemah

Penjualan Motor Pada Titik Tertinggi. Penjualan motor pada bulan Agustus lalu mencapai penjualan tertinggi dalam lima bulan terakhir, dimana pada bulan Agustus penjualan motor mencapai 732 ribu unit. Angka ini lebih tinggi dibanding penjualan motor bulan July yang hanya mencapai 699 ribu unit. Penjualan terendah dalam lima bulan terakhir ada pada bulan Maret dimana penjualan motor hanya mencapai 608 ribu unit.



Dari total penjualan 732 ribu unit, sebanyak 350 unit disumbangkan oleh Grup Astra dan sisanya sebanyak 381 ribu unit oleh non-Astra International.


Pertumbuhan mulai melandai. Pertumbuhan penjualan motor secara month on month pada bulan Agustus lalu masih mengalami peningkatan sebesar +4.7% mom. Namun angka ini masih lebih rendah dibanding kenaikan penjualan bulan July yang mencapai +7% mom. Sejak bulan Maret lalu, penjualan motor domestic hanya mengalami penurunan pada bulan May yang turun -2.4% mom.



Selain berdasarkan data pertumbuhan month on month, pelemahan pertumbuhan penjualan motor domestic jelas lebih terlihat jika kita menggunakan data year on year growth. Pada bulan Agustus lalu penjualan motor hanya mencapai +16.9% yoy, yang mana merupakan kenaikan penjualan terendah dalam lima bulan terakhir. Bahkan angka ini jauh dibawah kenaikan pada bulan April dimana penjualan motor tumbuh +70% yoy.


Dominasi Astra dibawah 50%. Jika pada pasar mobil domestic Grup Astra International mampu menguasai pangsa pasar diatas 50%, beda halnya dengan pasar motor domestic dimana pada bulan Agustus lalu Astra hanya menguasai 48% pangsa pasar. Hanya pada bulan April saja pangsa pasar Astra mampu mencapai 50%. Namun demikian secara keseluruhan Astra masih menjadi pemain dominan di pasar motor domestic.



Disclosure : I don't hold any stock mentioned above. This article is my personal view and it might be different from my professional view.
DISCLAIMER ON.

Penjualan Mobil Agustus 2010 Memburuk

Penjualan Mobil Agustus Capai 64 ribu unit. Selama bulan Agustus penjualan mobil domestic mencapai level 64,762 unit dimana angka ini turun dibanding penjualan bulan July yang mencapai 72 ribu unit. Namun demikian penurunan ini diperkirakan karena pada bulan Agustus kemarin memasuki bulan puasa sehingga jam kerja lebih sedikit.

Jika kita melihat data dalam enam bulan terakhir, total penjualan mobil di bulan Agustus ini tidak terlalu buruk. Record terendah ada pada bulan February dimana penjualan mobil hanya mencapai 55 ribu unit. Sementara record tertinggi ada pada bulan July lalu yang mencapai 72 ribu unit.


Dari total penjualan 64 ribu unit tersebut, sebanyak 34 ribu unit disumbangkan oleh penjualan mobil dibawah bendera grup Astra International, dan sisanya sebesar 29 ribu unit oleh merek merek non-Astra


Tingkat Pertumbuhan mulai turun. Melihat data penjualan mobil di bulan Agustus, tampaknya investor mulai dihinggapi oleh lampu kuning, dimana pada bulan tersebut penjualan mobil turun -10.2% mom. Penurunan penjualan mobil ini merupakan yang tertinggi dalam enam bulan terakhir. Sejak February lalu penjualan mobil sudah tiga kali mengalami penurunan yaitu pada bulan April turun -0.5%, bulan May -7.2% dan Agustus lalu -10.2%. Kenaikan penjualan tertinggi terjadi pada bulan Maret dimana penjualan mobil naik +17.7%


Melemahnya penjualan mobil juga terlihat baik secara month on month maupun year on year. Meski penjualan mobil yoy pada bulan Agustus lalu masih mengalami kenaikan +34.6% yoy, namun angka ini merupakan yang terendah dalam enam bulan terakhir. Angka ini bahkan anjlok jika dibanding dengan kenaikan penjualan mobil bulan July yang naik +72%. Kemerosotan penjualan mobil ini dapat dilihat pada grafik di bawah dimana kenaikan penjualan mobil mulai melemah sejak bulan Maret 2010 lalu. Hal ini tentunya sudah memberikan lampu kuning.


Namun demikian kembali argumen yang dapat kita pakai adalah selama bulan Agustus dan September ada bulan puasa dan hari raya Lebaran. Saya pun memproyeksikan penjualan mobil bulan September akan kembali melemah. Diharapkan penjualan mobil mulai pulih memasuki bulan Oktober.

Market share Astra. Dominasi Astra International di pasar mobil domestic mulai tergerus dimana pada bulan Agustus lalu market share Astra turun ke level 54% dari sebelumnya 58%. Level ini sama seperti bulan May 2010. Namun demikian secara keseluruhan Astra masih menjadi pemain dominan di pasar mobil domestic.



Disclosure : I don't hold any of the stocks mentioned above at this moment. This article is my personal view and it might be different from my professional view.
DISCLAIMER ON.

Monday, September 27, 2010

Market Review & Outlook 28 September 2010

JCI set a new record for a second day. JCI pada perdagangan kemarin kembali menyentuh record tertinggi pada level 3,472 sebelum akhirnya ditutup pada level 3,468, naik +2.1%. Kenaikan JCI ini masih ditopang oleh derasnya net buy asing dimana pada minggu lalu asing membukukan net buy sekitar Rp 790 miliar lebih.

Sejumlah saham group Astra kembali menjadi penopang indeks dimana AALI kemarin naik +2.1% ke level 22,350 terkait naiknya harga CPO di pasar Malaysia ke level 2,741 ringgit, atau naik +1.5%. Sementara itu, kenaikan penjualan mobil pada bulan Agustus sebesar +34.6% yoy serta kenaikan penjualan motor +16.9% yoy menjadi katalis positif bagi saham ASII, dimana kemarin ASII naik +3.8% ke level 58,100. Di luar saham grup Astra, saham TPIA naik +13% ke level 3,675 terkait rencana merger dengan Chandra Asri.

Asia up but Europe & US down. Kenaikan Durable Goods Ex Transportation Amerika pada bulan Agustus serta rencana stimulus pemerintah Jepang senilai 4.6 triliun yen ($54.6 miliar) menjadi katalis bagi pasar saham Asia kemarin. Indeks Nikkei naik +1.4%, Hang Seng naik +1% dan Kospi naik +0.8%.

Namun demikian optimisme ini tidak berlanjut ke pasar Eropa, dimana indeks FTSE terkoreksi -0.5% & DAX turun -0.3%. Kekhawatiran investor atas surat hutang negara Portugal dan Irlandia kembali menghantui pasar dimana yield spread 10-year bonds Irlandia naik ke level 4.3% dan Portugal naik ke level 4.15%.

Kekhawatiran ini berlanjut ke pasar Amerika. Ditambah berita batalnya merger antara M&T Bank Corp dengan Banco Santander membuat indeks DJIA terkoreksi -0.44% ke level 10,812, S&P 500 turun -0.57% ke level 1,142 dan Nasdaq terkoreksi -0.48% ke level 2,369.

Pada perdagangan semalam tidak ada data ekonomi Amerika yang cukup signifikan. Namun demikian malam nanti pasar akan menunggu data Consumer Confidence untuk bulan September, dimana pasar mengharapkan Consumer Confidence turun tipis ke level 52.3 point index dari bulan Agustus di level 53.5.

JCI still in an uptrend, despite an overvalued calls. Secara teknikal saya masih melihat JCI berada pada pola up-trend meski dengan volume yang mulai berkurang dalam empat hari terakhir perdagangan. Untuk hari ini JCI diproyeksikan bergerak pada kisaran 3,420-3,495. Support II ada pada level 3,370, support III pada 3,344. Sedangkan resistance II pada level 3,520 & resistance III pada 3,570.

Stocks idea. Untuk perdagangan hari ini saya rekomendasikan Buy untuk saham ADHI, ANTM, BDMN, CTRA, CTRS, SMCB, INTP, ISAT, INCO & JSMR. Sedangkan untuk Sell tidak ada.

Disclosure : Of all the stocks mentioned above, I hold JSMR at this moment. This article is my personal view & it might be different from my professional view.
DISCLAIMER ON.

Sunday, September 26, 2010

Market Review & Outlook 27 September 2010

JCI at all time high. Minggu lalu JCI kembali melanjutkan rally dimana JCI sempat menyentuh level tertinggi sepanjang sejarah pada level 3,405 sebelum akhirnya JCI ditutup pada level 3,397. Secara keseluruhan selama seminggu kemarin JCI naik +0.38% dan ini merupakan minggu keempat berturut turut jCI ditutup positif.

Dari data ekonomi, minggu lalu keluar data penjualan motor & mobil, dimana data penjualan pada bulan Agustus mengalami penurunan dibanding bulan bulan sebelumnya. Penjualan motor pada bulan Agustus naik +4.7% mom (+16.9% yoy) ke level 732 ribu unit. Meski mengalami kenaikan, namun penjualan bulan Agustus ini merupakan level terendah dalam enam bulan terakhir, baik untuk data month on month, maupun year on year. ASII melalui merek motor Honda masih menguasai 47.9% pangsa pasar motor domestic.

Penjualan mobil malah membukukan data yang lebih buruk dimana selama bulan Agustus penjualan mobil anjlok -10.2% mom (+34.6%) ke level 64,700 unit. Kenaikan +34.6% yoy ini merupakan yang terendah dalam enam bulan terakhir. ASII sendiri pada bulan Agustus menguasai 53.79% pangsa pasar mobil domestic.

Asian stocks rose on Hong Kong's economy. Pasar saham Asia kecuali Jepang pada minggu lalu juga mengalami kenaikan, terutama didorong oleh optimisme atas perekonomian Hong Kong. Indeks Hang Seng pada minggu lalu naik +0.68% ke level 22,119 namun demikian Nikkei terkoreksi -1.61% ke level 9,471.

Pernyataan the Hong Kong Monetary Authority bahwa perekonomian Hong Kong akan tumbuh dengan kecepatan "moderate" ditanggapi positif oleh pasar dan menjadi katalis yang membuat sebagian besar pasar saham Asian naik untuk empat minggu berturut turut.

Europe rose on recovery's optimism. Optimisme atas pertumbuhan ekonomi juga menular ke pasar saham Eropa setelah Bank Sentral Inggris menyatakan akan mengikuti langkah the Fed untuk menambah program stimulus ekonomi guna menopang pemulihan ekonomi.

Selain itu naiknya Business Confidence Jerman ke level 106.8 (cons. 106.4, prior 106.7) pada bulan September menjadi katalis positif tambahan bagi pasar. Pada minggu lalu indeks FTSE naik +1.63% ke level 5,598 sementara index DAX naik +1.43% ke level 6,298.

Dow skyrocketing on housing data. Positifnya data data perumahan yang keluar minggu lalu membuat pasar saham Amerika naik lebih dari +2%. DJIA naik +2.39% ke level 10,860, S&P 500 naik +2.04% ke 1,148 dan Nasdaq naik +2.85% ke 2,381.

Pada minggu lalu data Housing Starts naik +10.5% mom, Building Permits +1.8% mom dan Existing Home Sales +7.6% mom. Data perumahan yang kurang memuaskan hanya House Price Index yang turun -0.5% dan New Homes Sales yang flat +0% mom. Selain itu, the Fed pada FOMC minggu lalu mempertahankan suku bunga pada level 0.25% dan data Durable Goods Orders pada bulan Agustus turun -1.3%.

Untuk minggu ini para investor akan menunggu data Consumer Confidence, 2Q GDP, Personal Income, Personal Spending, ISM Manufacturing & Construction Spending. Consumer Confidence di bulan September diperkirakan turun ke level 52.3 point index (prior 53.5), 2Q GDP tumbuh +1.6% annualized (prior +1.6%), Personal Income tumbuh +0.3% pada bulan Agustus (prior +0.2%), Personal Spending +0.4% (prior +0.4%), ISM Manufacturing turun ke level 54.5 point index (prior 56.3) dan Construction Spending turun tipis -0.4% mom (prior -1.0%).

Most commodities jumped. Harga komoditas kecuali nickel pada minggu lalu mengalami kenaikan cukup besar terkait optimisme investor bahwa pemulihan ekonomi kembali "on track". Pada minggu lalu harga WTI crude oil naik +1.74% ke level $74.94/barrel, batubara Eropa +1.62% ke level $98.91/mton. Sementara itu harga emas mencetak record all time high dimana pada minggu lalu emas naik +1.65% ke level $1,295/troy ounce. Harga CPO Rotterdam juga naik +2.2% ke level $930/ton. Namun demikian, harga nickel di pasar London terkoreksi -1.24% ke level $22,926/mton dan harga timah naik tipis +0.03% ke level $23,597/mton.

Untuk minggu ini saya perkirakan harga minyak mentah akan bergerak dalam kisaran $73.4-75.7/barrel, batubara Eropa pada level $97.95-99.50/mton, emas $1,285-1,300/troy ounce, nickel $22,490-23,220/mton, timah $23,155-23,860/mton dan CPO Rotterdam $920-935/ton.

JCI to score another 52-week high. Minggu ini saya proyeksikan JCI masih akan melanjutkan rally dan bukan tidak mungkin akan kembali mencetak record 52-week high. Untuk minggu ini saya proyeksikan JCI akan bergerak pada kisaran 3,355-3,415. Support II ada pada level 3,315 & support III pada 3,295. Sementara itu resistance II ada pada level 3,435 & resistance III pada 3,475.

Minggu ini investor domestic akan menunggu data inflasi bulan September. Pada bulan Agustus lalu inflasi September mencapai +0.76% mom atau +6.44% yoy. Selain itu investor juga mengunggu data import-export serta trade balance.

Stocks idea. Beberapa ide perdagangan untuk hari ini adalah Buy untuk saham ASII, BBCA, BJBR, CTRP, GGRM, MEDC & UNVR. Sedangkan untuk Sell adalah MIRA.


Disclosure : I hold none of the stocks mentioned above. This article is my personal view & it might be different from my professional view.
DISCLAIMER ON.

Thursday, September 23, 2010

Market Review & Outlook 24 September 2010

JCI fell for the 4th day. Pada perdagangan kemarin JCI kembali terkoreksi untuk empat hari berturut turut, dimana kemarin JCI turun -0.2% ke level 3,337. Saham BBKP terkoreksi -1.4% ke level 730 terkait berita pembelian saham bank tersebut oleh Jamsostek di harga 700. Saham INDF juga anjlok -6.1% ke level 5,400 akibat kekhawatiran investor saham INDF saat ini sudah overvalued. Sementara itu, pernyataan manajemen PTBA output batubara tahun ini akan naik +5% menjadi 12.5 juta ton serta penjualan batubara naik +10% menjadi 13.6 juta ton membuat harga saham PTBA naik +3.2% ke level 19,400. Saham lainnya yang menjadi perhatian pada perdagangan kemarin adalah BBKP yang naik +2.1% ke level 1,450 setelah Macquarie Group menetapkan rating "Overweight" terhadap BBKP.

Most Asian stocks on holiday. Pasar Asia pada perdagangan kemarin tidak terlalu ramai dimana pasar Korea Selatan libur Full Moon Festival, Hong Kong libur Day after Mid-Autumn Festival & pasar Jepang libur Autumnal Equinox Day. Dari pasar Australia, indeks Australia's S&P/ASX 200 naik tipis +0.2% didukung oleh rebound nya sejumlah saham perusahaan tambang seperti BHP Billiton, Rio Tinto & Newcrest Mining terkait naiknya harga komoditas di pasar international.

Europe fear of recession. Investor Eropa kembali khawatir atas masalah tingginya hutang negara & defisit budget di kawasan tersebut. Mereka khawatir tingginya debt to GDP rasio ini dapat membawa Eropa kembali ke dalam resesi. Yield 10-year bond Portugal, Italy & Spanyol terhadap yield obligasi Jerman kembali naik dimana spread antara yield Irlandia-Jerman naik menjadi 418 bps, dan yield spread Portugal-Jerman naik menjadi 402 bps.

Selain itu, Euro-area Purchasing Manager Index di bulan September anjlok ke level 53.8 dibanding 56.2 di bulan Agustus. UK mortgage approvals di bulan Agustus juga turun ke level terendah dalam 16 bulan terakhir & GDP Irlandia di 2Q turun -1.2%.

Index FTSE terkoreksi -0.1%, DAX turun -0.4% dan CAC turun -0.7%.

US fell on jobless claims. Kenaikan Initial Jobless Claims sebesar +3.3% ke level 465 ribu membuat pasar saham Amerika terkoreksi pada perdagangan semalam. Selain itu, outlook profit perbankan yang diperkirakan akan turun serta pernyataan mantan ketua the Fed Paul Volcker bahwa mortgage market di Amerika sudah hancur menjadi katalis negatif bagi pasar.

DJIA turun -0.7% ke level 10,662, S&P500 terkoreksi -0.8% ke level 1,124 dan Nasdaq turun -0.3% ke level 2,327.

Pada perdagangan semalam kembali keluar data perumahan dimana Existing Home Sales di bulan Agustus naik +7.6% mom (cons. +7.1%, prior -27.%). Data ini melengkapi data perumahan lainnya pada minggu ini yang umumnya membaik. Sebelumnya diberitakan Housing Start naik +10.5% mom, Building Permits naik +1.8% mom & House Price Index sedikit terkoreksi -0.5%. Nanti malam investor akan menunggu data New Home Sales & Durable Goods Orders. New Home Sales diperkirakan akan naik +6.9% mom & Durable Goods Orders turun -1.0%.

JCI on short-term pullback. Untuk hari ini kami perkirakan JCI akan kembali terkoreksi dengan trading range antara 3,315-3,355. Support II ada pada level 3,295 & resistance II pada 3,370. Secara technical kami melihat JCI akan masuk ke masa pullback dalam waktu dekat ini dimana indicators seperti MACD, OBV & stochastic mulai melemah.

Stocks idea. Untuk hari ini kami merekomendasikan Buy untuk PTBA serta Sell untuk ASRI, SMCB & SMRA.

Disclosure : I hold none of the stocks mentioned above. This article is my personal view & it might be different from my professional view.
DISCLAIMER ON.

Wednesday, September 22, 2010

Apakah JCI Saat Ini Sudah Mahal?

Apakah JCI Sudah Mahal? Pertanyaan yang sering saya terima dalam beberapa hari terakhir baik dari para investor atau trader tempat saya bekerja ataupun dari teman adalah "Pada level saat ini apakah JCI sudah mahal?" Lalu pertanyaan kedua yang juga sering saya terima adalah "Apakah yang harus saya lakukan saat ini. Jual dulu saham saya atau malah tambah lagi?"

Saya tidak heran atas seringnya kedua pertanyaan tersebut terlontar jika kita melihat kinerja pasar saham Indonesia. Pada tanggal 23 September 2010 lalu JCI kembali mencatatkan record tertinggi dalam sejarah pasar saham Indonesia dimana pada tanggal tersebut JCI sempat menyentuh level 3,405 sebelum akhirnya ditutup pada level 3,365. Setelah itu JCI dalam tiga hari setelahnya mengalami koreksi. Pada saat saya menulis artikel ini JCI saat ini berada pada level 3,323, atau turun -2.41% dari level tertinggi. Berikut grafik pergerakan JCI yang saya ambil dari Bloomberg :


Jika dibandingkan dengan indeks global lainnya seperti Dow Jones, Nikkei & FTSE maka dapat kita lihat JCI membukukan kinerja yang positif pada tahun ini. Sejak January hingga Agustus JCI telah membukukan kenaikan sebesar +21.60% sementara indeks bursa saham global mengalami koreksi. DJIA pada periode yang sama turun -3.97%, Nikkei anjlok -16.33% & FTSE turun -3.46%. Berikut performa bursa bursa global :


Lalu apakah dengan kenaikan seperti ini JCI sudah mahal? Untuk menilai mahal atau tidaknya pasar saham saya menggunakan tiga metode yaitu : 1) current PER, 2) forward PER, dan 3) fundamental approach.

Current PER. Metode current PER adalah sebuah rasio yang dipergunakan untuk membandingkan apakah sebuah pasar saham sudah mahal atau masih murah jika dibandingkan dengan peers nya. Adapun dalam perhitungan current PER digunakan data EPS terakhir yang telah dipublikasikan.

Jika kita menggunakan current PER maka terlihat JCI sudah mahal dimana current PER nya mencapai 34.42x, jauh lebih mahal dibanding peernya. Sebagai perbandingan, current PER Nasdaq baru sekitar 25.18x dan yang termurah adalah DJIA dengan current PER 13.92x. Rata rata current PER dari ketujuh indeks pasar saham global adalah 14.98x.


Dengan current PER yang sudah cukup tinggi itu apakah berarti JCI sudah mahal? Apakah berarti kita harus mulai menjual saham kita saat ini?

Forward PER. Meski current PER JCI sudah cukup mahal, namun saya menyarankan para investor untuk tidak cepat cepat mengambil keputusan untuk keluar dari pasar saham Indonesia. Salah satu kelemahan dari current PER adalah komponen EPS yang digunakan merupakan data historis. Sedangkan dalam berinvestasi fokus kita lebih cendurung untuk melihat masa depan, meski tidak melupakan data historis.

Oleh sebab itu ada metode lainnya yang disebut forward PER, dimana dalam metode ini EPS yang digunakan akan estimate EPS dalam 12 bulan ke depan. Jika kita menggunakan forward PER maka dapat dilihat JCI pada level saat ini masih belum terlalu mahal. Dengan menggunakan data dari Bloomberg terlihat forward PER JCI masih sebesar 16.41x, masih dibawah Nasdaq 17.55x & Nikkei 16.67x. Sedangkan rata rata forward PER untuk market global adalah 13.04x.


Foreign Net Buy. Data lainnya yang sering digunakan oleh investor lokal dalam menentukan arah pasar saham Indonesia adalah net buy asing. Diasumsikan jika asing melakukan net buy berarti tingkat confidence para investor global terhadap pasar saham Indonesia tinggi. Dan sebaliknya jika asing melakukan net sell berarti investor global mulai meninggalkan pasar saham kita. Meski asumsi tadi masih menjadi bahan perdebatan & belum ada riset resmi yang mengkaitkan arah pergerakan JCI dengan posisi net buy/sell asing, namun sedikit banyak hal ini masih dapat menjadi benchmark bagi investor lokal, terutama yang berorientasi jangka panjang.

Berdasarkan data yang dirilis oleh Indonesian Stock Exchange, terlihat selama 2010 ini asing masih membukukan net buy.


2011 : JCI to 4,255. Jangan kaget melihat sub-judul di sebelah. Saya pribadi memproyeksikan JCI dapat mencapai level 4,255 pada akhir 2011 mendatang. Dan sebagai informasi, target JCI untuk 2010 ini adalah 3,705.

Dari mana dapat angka 4,255 tersebut? Saya menggunakan pendekatan fundamental dimana target price dari sebuah instrument investasi, dalam hal ini JCI, adalah perkalian antara PER dengan estimate EPS. Berdasarkan data Bloomberg, rata rata historical PER untuk JCI dari tahun 2006 hingga 2010 adalah 20.76x. Sedangkan 12mo estimate EPS untuk JCI diproyeksikan sebesar 205. Dari perkalian kedua angka tersebut maka saya memproyeksikan JCI pada akhir 2011 dapat mencapai level 4,255.


Kesimpulan. Dari pembahasan diatas maka ada beberapa point yang dapat menjadi panduan bagi para investor, terutama yang memiliki time horizon jangka panjang.
  • Meski saat ini JCI sudah mencapai level 3,323 namun dengan menggunakan metode forward PER dapat disumpulkan JCI saat ini masih belum mahal. Forward PER JCI baru mencapai 16.41x.
  • Net buy foreign investor selama 2010 masih memberikan indikator tingginya tingkat kepercayaan investor global terhadap pasar saham Indonesia.
  • Berdasarkan pendekatan fundamental, saya memproyeksikan JCI pada akhir 2011 dapat mencapai level 4,255.

Disclosure : This article is my personal view & it might be different from my professional view.
DISCLAIMER ON.