Friday, December 28, 2007

Perbaikan Iklim Investasi : Roda Penggerak Pemulihan Ekonomi Indonesia

(Artikel Ditulis 21 Oktober 2004)

Tepat pukul 23.45 pada tanggal 20 Oktober 2004 presiden keenam Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, membacakan susunan kabinetnya, yang dinamakan Kabinet Indonesia Bersatu. Pengumuman yang dilakukan mendekati tengah malam ini mempunyai arti tersendiri bagi sosok SBY, demikian panggilannya.

Kemenangannya sebagai presiden Indonesia mengalahkan beberapa kandidat lainnya, termasuk mantan presiden Megawati Sukarno Putri, tidak terlepas dari kepribadian SBY yang dipersepsikan oleh masyarakat sebagai sosok yang penuh ketegasan. Terlihat dari tutur kata, susunan kalimat, hingga body language SBY menyiratkan sebuah ketegasan dan perubahan. Dan inilah yang memang dicari oleh masyarakat Indonesia, kita perlu pemimpin yang tegas, berwibawa dan membawa perubahan kearah yang lebih baik.

Kembali ke masalah pengumuman kabinet. Jauh jauh hari SBY telah mengeluarkan statement bahwa ia akan mengumumkan anggota kabinetnya pada tanggal 20 Oktober 2004, setelah ia dilantik secara resmi oleh MPR sebagai presiden keenam Republik Indonesia. Nah inilah yang ia lakukan. Apapun yang terjadi, SBY berusaha menepati apa yang telah ia janjikan. Kabinet diumumkan jam 23.45 tanggal 20 Oktober 2004, atau lima belas menit sebelum tanggal 21 Oktober 2004. Terlihat ketegasan, konsistensi dan ketepatan dari sosok SBY. Janji tanggal 20 Oktober ya 20 Oktober. Titik.

Namun, ketepatan mengumumkan kabinet bukan lah ukuran kesuksesan dari seorang presiden. Justru terpilihnya kabinet ini merupakan sebuah awal dari perjalanan panjang. Berbagai harapan telah disematkan oleh segenap rakyat Indonesia ke puncak Susilo Bambang Yudhoyono guna membawa Indonesia ke arah yang lebih maju, bangkit dari keterpurukan.

Berbagai kalangan sudah mengingatkan bahwa tugas yang akan diemban SBY sangatlah kompleks, rumit dan sulit. Mulai dari masalah pengangguran, perburuhan, korupsi, rendahnya investasi, hingga dilemma subsidi BBM. Dan kesemuanya itu jika dapat disimpulkan dalam suatu tujuan utama adalah bagaimana membangun kembali Indonesia guna meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Pertumbuhan ekonomi yang mampu dirasakan oleh segenap rakyat dalam nuansa keadilan adalah jawaban yang harus segera diwujudkan oleh SBY. Pertumbuhan ekonomi, yang dinotasikan dalam kenaikan Gross Domestic Product (GDP), merupakan salah satu key performance indicator (KPI) dari kinerja SBY.

Pertanyaan besarnya dengan demikian adalah bagaimana menggerakan pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini, ditengah berbagai permasalahan yang ada.

Sebuah riset yang dilakukan oleh David Dollar, Mary Hallward-Driemeier dan Taye Mengistae (Juni 2004) yang diberi judul “Investment Climate and International Integration” mungkin dapat membantu pemerintahan baru dalam mengejar economic growth yang berkesinambungan.

Dalam riset tersebut, dicoba untuk mencari factor penentu yang krusial yang memberi kontribusi terhadap kemampuan suatu negara dalam mengejar pertumbuhan ekonomi. Riset tersebut mencoba menjawab apa saja yang dilakukan oleh suatu negara sehingga memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup besar, dan apa yang tidak dilakukan oleh suatu negara sehingga kehilangan kesempatan untuk meningkatkan GDP nya.

Diharapkan, resep yang dihasilkan oleh riset tersebut dapat dipakai di Indonesia, dengan sejumlah penyesuaian tentunya.

Riset dilakukan terhadap empat negara Amerika Latin (Brazil, Honduras, Nicaragua dan Peru) serta empat negara Asia (Bangladesh, China, India dan Pakistan). Riset tersebut mencoba mencari jawaban mengapa pertumbuhan ekonomi China dalam tahun 1980s hingga 1990s sangat tinggi; tingkat pertumbuhan Bangladesh, India dan Peru biasa saja; Brazil dan Pakistan tidak bertumbuh; dan Honduras serta Nicaragua malah negative GDP nya.

Metode yang digunakan dalam riset ini adalah menetapkan sejumlah hipotesa awal, diikuti dengan survey lapangan, lalu dilakukan uji hipotesa dan akhirnya dilakukan penarikan kesimpulan.

Adapun hipotesa yang diajukan adalah perdagangan internasional, yang diwakili oleh PMA dan PMDN yang melakukan ekspor, dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negara.

Berdasarkan hipotesa ini, lalu diadakan survey terhadap ratusan perusahaan, baik PMA maupun PMDN exporter, di delapan negara tersebut. Adapun jenis industri tempat survey dilakukan adalah industri garmen dan industri padat karya. Dalam survey tersebut dicari factor apa saja yang menurut para pelaku industri mendorong mereka untuk melakukan investasi dan ekspansi usaha, terutama yang berhubungan dengan ekspor impor.

Argumen mengapa PMA dan PMDN yang melakukan export dijadikan key indicator adalah masalah permodalan dan penggerakan investasi. Untuk negara berkembang, masuknya perusahaan asing sangat diperlukan selain sebagai pemberi modal juga transfer teknologi.

Mengingat kondisi kedelapan negara tersebut pada awal 1980s mirip dengan Indonesia saat ini, ditambah dengan struktur industri garmen dan padat karya, maka mungkin hasil riset ini dapat digunakan serta diaplikasikan di Indonesia.

Apa hasil riset tersebut ? Singkatnya adalah negara yang sukses menaikkan pertumbuhan ekonominya dalam tahun 1980s hingga 1990s (China) adalah Negara yang mampu melakukan integrasi perdagangan internasional (PMA dan PMDN exporter). Sedangkan negara yang kurang sukses meningkatkan GDP nya (Bangladesh, India, Peru, Brazil dan Pakistan) adalah negara yang kurang maksimal memanfaatkan globalisasi. Dan sisanya, negara yang mengalami pertumbuhan negative (Honduras dan Nicaragua) adalah negara yang gagal berpartisipasi secara aktif dalam perdagangan internasional.

Untuk menarik investor asing dan dalam negri agar tertarik melakukan investasi dan perdagangan internasional, ada dua hal utama yang harus tercipta kondusif. Kedua hal tersebut adalah kebijakan perdagangan internasional dan iklim investasi.

Negara yang sukses dalam dunia perdagangan internasional harus memiliki kebijakan perdagangan internasional yang baik, yang diterima secara luas oleh para mitra dagangnya. Salah satu kebijakan yang menjadi perhatian adalah masalah trade barrier berupa tariff impor. China dalam sepuluh tahun terakhir berhasil menurunkan tariff impor dari rata rata 40% menjadi hanya 17%, sehingga negara tirai bamboo ini merupakan negara yang paling maju dalam perdagangan internasional. Sebaliknya, Pakistan yang kurang agresif dalam menurunkan tariff impor merupakan negara yang terbelakang dibanding tujuh negara lainnya dalam hal perdagangan interanasional.

Faktor kedua adalah iklim investasi yang kondusif. Berdasarkan survey pada ratusan perusahaan di delapan negara tersebut, ada empat factor penting dalam penentuan kondusif tidaknya iklim investasi. Keempat factor tersebut adalah lamanya barang keluar masuk pelabuhan, ketersediaan infrastruktur berupa listrik dan telepon serta fasilitas pembiayaan perbankan.

Lama sebuah barang dapat keluar atau masuk pelabuhan menjadi factor penting dalam suatu iklim investasi. Bagi para eksportir maupun importer, semakin lama barang tertahan di pelabuhan maka semakin besar mereka mengalami kerugian akibat modal kerja yang mati tertahan. China kembali menjadi juara dalam hal efisiensi kepabeanan ini. Rata rata waktu yang diperlukan untuk barang keluar masuk pelabuhan China hanya berkisar 4 hingga 6 hari. Sedangkan yang paling buruk adalah India dengan rata rata 16 hari.
Faktor kedua adalah ketersediaan tenaga listrik. Pengukuran yang dilakukan adalah kerugian yang diakibatkan oleh mati listrik. Di China, dalam setahun perusahaan mengalami kerugian akibat terputusnya hubungan listrik rata rata sebesar 1,7% dari total penjualan. Sementara rekor terburuk adalah India dan Pakistan yang mengalami kerugian sebesar 6%.

Faktor ketiga adalah lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan sambungan telepon. Komunikasi merupakan factor penting dalam memperlancar bisnis, oleh sebab itu infrastruktur ini merupakan keharusan bagi perkembangan bisnis. Kembali yang menjadi jawara alias paling cepat sambungan teleponnya adalah China yaitu selama 16 hari. Dan yang paling lama adalah kota Dhaka 168 hari.

Faktor terakhir yang menjadi penentu kondusif tidaknya iklim investasi adalah kemudahan akses terhadap pembiayaan bank, khususnya dalam memperoleh modal kerja dan waktu yang dibutuhkan untuk proses kliring. Khusus untuk factor ini, China tampaknya agak tertinggal dari negara lainnya. Hal ini disebabkan oleh masih dimonopolinya pelayanan keuangan oleh pemerintah China. Di China, hanya 37% perusahaan PMA dan PMDN eksportir yang mempunyai akses terhadap modal kerja. Dan yang terbaik adalah Brazil dimana hampir 75% perusahaan memperoleh fasilitas overdraft. Untuk proses kliring, di China membutuhkan 5 hari kerja dan yang terbaik adalah Pakistan 2 hari kerja.

Dari hasil semua analisa diatas, tidak heran China merupakan negara yang paling pesat pertumbuhan GDP nya dalam kurun waktu 1980s hingga 1990s. Proses kepabeanan yang cepat, supply tenaga listrik yang terjamin, infrastruktur komunikasi yang baik (meski dalam hal akses permodalan sedikit terhambat) telah menjadikan China sebagai role model peningkatan pertumbuhan ekonomi. Belum lagi ditambah dengan kebijakan perdagangan internasional yang cukup moderat, tidak heran China saat ini merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi yang menakjubkan.

Lalu apa makna semua hasil riset ini bagi Indonesia yang saat ini mulai bangkit membangun dirinya ?

Pertama, mau tidak mau, suka tidak suka, kita adalah anggota masyarakat internasional. Hubungan dagang antar negara, berikut semua dampak globalisasi adalah menjadi tantangan sekaligus kesempatan yang harus kita gunakan sebaik baiknya untuk bangkit. Kita tidak bisa berkata “go to hell with others.” Susilo Bambang Yudhoyono sebagai presiden baru harus memiliki paradigma ini, bahwa untuk mencapai pertumbuhan ekonomi kita tidak bisa sendirian, melainkan banyak pihak yang terlibat.

Kedua, sehubungan dengan hal pertama, maka membangun kepercayaan investor adalah hal yang sangat mutlak. Bukan saja kepercayaan investor dalam negri melainkan pula investor luar negri. Dengarkanlah keluhan para investor ini. Mulai dari lemahnya penegakan hukum, aturan yang tidak jelas seperti kasus free trade zone Batam, birokrasi yang berbelit belit, tingkat korupsi yang tinggi, masalah perburuhan yang dinilai merugikan pengusaha, hingga keamanan.

Ketiga, perhatikan factor factor yang menciptakan iklim investasi yang kondusif. Dari sisi kepabeanan, bagaimana praktek di pelabuhan kita ? Apakah isu negative yang selama ini menerpa Bea dan Cukai hanyalah omong kosong atau kenyataan ?

Dari sisi kelistrikan, bagaimana supply listrik bagi industri di masa mendatang. Beberapa bulan lalu kita sempat dibuat khawatir atas rencana PLN melakukan pemadaman bergilir akibat kapasitas produksi listrik yang tidak memadai. Perlu dicarikan solusi yang tepat. Jangan sampai dunia usaha terpaksa menanggung beban tambahan membeli generator listrik.

Lalu mengenai infrastruktur telekomunikasi. Apakah saat ini sudah mencukupi ? Bagaimana dampak strategi yang diambil sejumlah pemain telekomunikasi yang masuk ke fixed wireless ? Fasilitas broadband kita bagaimana ? Internet saat ini sudah merupakan keharusan.
Dan terakhir bagaimana akses terhadap pelayanan perbankan ? Bagaimana tingkat suku bunga kredit kita, apakah masih bisa bersaing ? Dan yang terpenting, apakah perbankan mau menyalurkan kredit ke dunia usaha ?

Kita sudah belajar dari pengalaman delapan negara bagaimana mereka memberikan iklim investasi yang kondusif bagi para investor. Kita juga belajar dari delapan egara yang tidak memberikan iklim investasi yang kondusif. Golongan negara pertama kini memiliki pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dan golongan lainnya agak tertinggal.
Marilah kita lihat ke diri kita sendiri, dan tanyakan lah hendak menjadi yang mana kita ini ? Pilihan ada di tangan kita, pilihlah yang terbaik. Maju terus Kabinet Indonesia Bersatu.

Sunday, December 23, 2007

Perjanjian Lama - Perjanjian Baru : Sebuah Renungan Natal

(Dibawakan dalam Renungan Pagi Kantor Pusat Sekolah Kristen IPEKA tanggal 9 June 2005)

Sebuah Kontradiksi
Berbicara mengenai Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru sering menimbulkan sebuah prasangka akan ketidak selarasan Alkitab. Dalam Perjanjian Lama, seolah olah aroma yang terasa adalah kemarahan, kekerasan. Sebagian besar isi dari Perjanjian Lama, terutama yang berhubungan dengan kitab para nabi, berisi tentang murka Allah terhadap umatNya.

Allah terlihat sebagai Allah yang sangat menuntut dengan sejumlah aturan yang harus diikuti oleh umatNya. Lakukan perintah tersebut maka kita akan hidup diberkati. Namun jangan sekali kali untuk melanggarnya sebab penghukuman yang diberikan tidak kalah besarnya dari berkat yang kita terima. Seolah olah ada hukum “lakukan-berkat, langgar-kutuk”.

Mulai dari kitab Keluaran hingga kitab Ulangan, terutama kitab Imamat, sangat sarat dengan aturan aturan ketat yang harus dilakukan untuk beribadah kepadaNya. Mulai dari pakaian yang dikenakan, waktu datang kepadaNya, makanan yang dimakan hingga cara menyembah yang semua serba ketat dengan aturan.

Yang paling sering dikenal adalah apa yang disebut dengan Sepuluh Perintah Allah. Isinya adalah jangan ini, jangan itu. Membaca hukum tersebut kita mendapat gambaran bahwa manusia sangat dibatasi. Tidak ada bahasa kasih, hanya ada penghukuman.

Dalam kitab Imamat aturan “do’s” and “don’t’s” lebih jelas lagi. Di sana diatur bagaimana memberikan berbagai jenis korban, mulai dari korban penebus salah, korban bakaran, korban sajian hingga korban keselamatan. Bahkan diatur pula aturan penebusan tanah, penebusan rumah dan perlakuan terhadap orang miskin. Puncaknya ada pada Imamat 26 yang berisi berbagai berkat jika kita melakukan semua aturan yang telah dituliskan serta berbagai kutuk jika kita tidak melakukannya.

Selain berisi aturan aturan, Perjanjian Lama juga banyak bercerita tentang peperangan. Bagaimana sebuah bangsa menduduki sebuah kota, membumi hanguskan kota itu, membunuh penduduknya. Sebagian besar dari cerita peperangan ini adalah bagaimana bangsa Israel merebut tanah yang telah dijanjikan oleh Tuhan bagi mereka dengan mengusir dan mengalahkan bangsa lain yang menempati tanah tersebut.

Juga kita melihat intrik dalam keluarga serta perselingkuhan. Bagaimana Daud yang adalah raja berselingkuh dengan salah seorang istri panglimanya. Setelah itu Daud membunuh sang suami dan mengawini wanita tersebut.

Lalu intrik keluarga muncul dimana diantara anak Daud timbul perselisihan. Bahkan Daud terpaksa melarikan diri akibat akan dibunuh oleh anaknya sendiri.

Memasuki kitab para nabi jelas terlihat bagaimana nubuatan akan penghancuran yang akan dilakukan oleh Tuhan terhadap sebuah bangsa akibat kedegilan hati bangsa tersebut.

Saat mulai membuka kitab Perjanjian Baru seolah olah kita masuki sebuah dunia lain. Dari peperangan kita memasuki sebuah kedamaian, sebuah kasih tercermin dalam aroma yang sangat kental.

Jika sebelumnya kita membaca tentang lakukan ini dan lakukan itu, maka di Perjanjian Baru kita melihat Tuhan berkata “Marilah kepadaKu kamu yang letih lesu dan berbeban berat. Aku akan memberikan kelegaan kepadamu.”

Sungguh indah di dalam kitab kitab Perjanjian Baru dimana kita merasakan sebuah kasih yang sungguh nyata. Cinta adalah tema utama dari bagian ini. Dalam Matius 5 terkenal bagian yang disebut dengan “Ucapan Bahagia” yang bertolak belakang dengan “Sepuluh Perintah Allah.”
Dalam Yohanes 3:16 dikatakan bahwa kasih Allah sedemikian besar kepada kita sehingga Ia memberikan Yesus bagi penebusan dosa kita. Kembali satu kata menggema, kasih. Kasih Allah yang diberikan kepada manusia.

Lalu timbul pertanyaan, “Bukankah Alkitab sungguh bertolak belakang?” Membaca Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru seolah olah kita membaca dua buah Alkitab yang berbeda. Yang satu murka dan yang lain kasih. Yang satu peperangan dan yang lain perdamaian. Yang satu berkata “Lakukan ini baru kamu bisa selamat” dan yang lain berkata “Jangan takut, Aku telah melakukannya untuk mu.”

Apakah kedua bagian dalam Alkitab itu bertolak belakang? Jawabannya terdapat dalam kitab Galatia 3:10-13 yang berbunyi sebagai berikut :

3:10 Karena semua orang, yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat, berada di bawah kutuk. Sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat."
3:11 Dan bahwa tidak ada orang yang dibenarkan di hadapan Allah karena melakukan hukum Taurat adalah jelas, karena: "Orang yang benar akan hidup oleh iman."
3:12 Tetapi dasar hukum Taurat bukanlah iman, melainkan siapa yang melakukannya, akan hidup karenanya.
3:13 Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!"

Sifat dan Tujuan Perjanjian Lama – Perjanjian Baru
Dari Galatia 3 tersebut ada beberapa poin yang sangat penting berkenaan dengan sifat dan tujuan dari dituliskannya Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.

Pertama, Perjanjian Lama pada dasarnya berisi sejumlah hukum yang ditulis dengan tujuan ditaati oleh manusia. Siapa yang melanggarnya maka ia akan berada dalam hukuman atau kutuk. Sehingga jelas, aroma dari Perjanjian Lama adalah “lakukan ini maka kamu akan hidup.”
Kedua, Perjanjian Lama juga menggambarkan bagaimana potensi respon manusia terhadap hukum tersebut. Dikatakan bahwa manusia mustahil dapat melakukan semua secara sempurna hukum tersebut. Sehingga, kegagalan ini tentu membawa akibat manusia berada dalam kutuk. Manusia tidak berdaya mentaati hukum itu.

Ketiga, meski manusia tidak dapat merespons secara benar hukum hukum dalam Perjanjian Lama, namun tidak usah khawatir. Sebab, Perjanjian Baru datang dengan solusi bagi kegagalan ini. Manusia memang gagal menaati namun Allah tidak tinggal diam. Ia mengutus AnakNya Yesus Kristus untuk datang menggantikan manusia dalam menaati hukum hukum tersebut. Dikatakan bahwa sedemikian taatnya Kristus sehingga Ia rela mati di kayu salib bagi penebusan manusia dari dosa.

Perjanjian Lama berisi aturan aturan bagi keselamatan. Manusia dalam natur keberdosaannya tidak mampu melakukan dengan baik aturan tersebut. Perjanjian Baru menyatakan Kristus datang untuk mewakili manusia dalam menaati aturan tersebut. Perjanjian Lama menyatakan manusia baru dapat hidup jika melakukan hukum Taurat. Manusia tidak sanggup. Perjanjian Baru menyatakan Kristus menggantikan manusia dalam menaati hukum Taurat. Manusia harus hidup beriman dalam Kristus sehingga ketaatan Kristus menjadi ketaatan kita.

Di sinilah Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru bertemu. Mereka bukan dua buah kitab yang bertolak belakang. Mereka adalah dua buah kitab yang saling melengkapi. Yang satu (Perjanjian Lama) menyatakan kebutuhan manusia akan keselamatan dan yang lainnya (Perjanjian Baru) menyatakan pemenuhan kebutuhan manusia tersebut melalui Kristus.

Dalam ilmu ekonomi ada sebuah model supply-demand yang saya rasa cocok digunakan bagi pembuatan analogi hubungan antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Perjanjian Lama dapat dianalogikan sebagi kurva demand yang berisi kebutuhan manusia akan keselamatan. Sedangkan Perjanjian Baru dapat dianalogikan sebagai kurva supply yang berisi penyediaan oleh Allah atas kebutuhan manusia tersebut. Dan titik ekuilibrium yang merupakan perpotongan akan kurva demand dan kurva supply dapat dianalogikan sebagai salib Kristus. Permintaan atas kebutuhan keselamatan (Perjanjian Lama/kurva demand) dipenuhi oleh Allah melalui penyediaan keselamatan (Perjanjian Baru/kurva supply) pada saat Kristus mati di kayu salib (titik ekuilibrium) untuk menebus manusia dari dosa.

Perjanjian Lama bersifat informational. Ia hanya memberikan informasi kepada manusia bahwa manusia telah jatuh ke dalam dosa. Akibat dosa ini adalah maut atau kematian. Untuk itu menusia memerlukan keselamatan. Namun, dengan keberdosaannya ini manusia tidak dapat melakukan keselamatan itu melalui dirinya sendiri. Manusia tidak berdaya. Manusia tidak dapat melakukan hukum Taurat dengan sempurna. Sehingga dengan demikian, manusia seolah tidak memiliki solusi bagi keselamatan yang dibutuhkan oleh dirinya sendiri.

Sampai pada poin ini Perjanjian Lama tidak memberikan solusi. Ia berhenti disini. Ia hanya menunjuk kepada manusia dan berkata “Anda berdosa dan patut masuk neraka.” Titik. Tidak ada solusi yang ditawarkan.

Saat inilah peranan dari Perjanjian Baru muncul ke kepermukaan. Perjanjian Baru memberikan solusi atas ketidak berdayaan manusia dalam mengusahakan keselamatan bagi diri nya sendiri. Perjanjian Baru berkata “Anda berdosa namun tidak dapat keluar dari belenggu dosa. Jangan khawatir, Allah telah menyiapkan rencana indah. Dia bersedia menggantikan anda. Urusan dosa anda telah dibereskan. Tak usah risau. Percaya saja kepada Allah.” Perjanjian Baru adalah solusi bagi dosa manusia. Ia memberikan jawaban atas keselamatan.

Perenungan
Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru bukanlah dua buah bagian Alkitab yang saling bertolak belakang, seolah olah mereka adalah dua buah kitab yang saling bertentangan. Sebaliknya, mereka adalah dua buah bagian Alkitab yang saling melengkapi. Perjanjian Lama bersifat informational yang menyadarkan manusia akan dosa mereka dan bahwa mereka tidak mampu berbuat apa apa untuk keselamatannya. Pada titik ini, Perjanjian Baru datang sebagai solusi yang diberikan bagi keselamatan manusia ini melalui penebusan Kristus Yesus dengan mati di atas kayu salib.

High Tech High Touch : Inovasi Teknologi Nan Manusiawi

(Artikel ini ditulis bersama Prof. Dr. Roy Sembel)

High Tech
Dibanding beberapa puluh tahun lalu, tingkat kehidupan saat ini sudah sangat nyaman dengan adanya perkembangan teknologi. Kita masih ingat bagaimana repotnya dulu saat di jalan dan ingin menghubungi seseorang. Kita perlu menemukan telepon umum, berhenti di pinggir jalan serta menyiapkan uang logam. Itu pun belum mempertimbangkan faktor kerusakan telepon umum. Namun saat ini, dengan uang sekitar satu juta rupiah kita dapat memiliki sebuah handphone untuk menghubungi siapa saja yang kita mau, kapan saja dan dimana saja.

Jika kita perhatikan film film jaman dulu yang masih hitam putih, sering kita saksikan adegan para wanita yang mencuci pakaian dengan menggunakan tangan. Dapat dilihat bagaimana beratnya harus mengucek pakaian dan memerasnya hingga kering. Belum lagi dampak negatif sabun pencuci terhadap keindahan tangan. Namun dengan adanya mesin cuci saat ini, kita dapat dengan santai membaca buku sambil minum kopi, menunggu mesin cuci mencuci sendiri pakaian. Bahkan ada beberapa mesin cuci yang dilengkapi oleh fasilitas pengeringan.

Penulis masih ingat cerita ayahanda saat menyusun karya tulis dulu dengan menggunakan mesin tik manual. Salah sedikit saja terpaksa mengulang satu halaman. Namun saat penulis menyelesaikan tesis untuk program magister manajemen dengan menggunakan program word processor, dengan mudahnya merevisi halaman tanpa pusing harus mengulang keseluruhan.

Dengan kemunculan e-mail urusan jarak dan waktu dalam berkomunikasi seolah olah hilang tanpa batas. Saat SMA penulis memiliki sahabat pena di Prancis, dan praktis memerlukan waktu kira kira satu bulan lebih untuk mendapat balasan surat yang dikirim. Namun dengan e-mail, hanya dalam hitungan menit balasan surat sudah dapat dibaca.

Ya, inovasi teknologi telah mempermudah kehidupan kita saat ini. Gaya hidup yang oleh generasi sebelum kita dianggap mustahil saat ini berada dalam genggaman kita. Saat ini kita hidup dalam jaman high tech. Anda sibuk bekerja, pulang malam, tidak sempat memasak, tapi malas makan di luar … jangan khawatir karena saat ini ada microwave. Beli saja makanan beku, panaskan dalam microwave beberapa menit … dan boom ! …. makan malam siap.

Pengaruh inovasi teknologi tidak hanya mempengaruhi gaya hidup kita, namun juga cara kita berbisnis, seperti bagaimana kita berhubungan dengan bank. Dulu mungkin satu satunya cara yang kita kenal adalah dengan datang ke kantor bank tersebut, dan berhubungan dengan teller atau customer service. Namun seiring dengan makin banyaknya nasabah dan makin beragamnya transaksi membuat antrian di counter teller sangat panjang dan membuang waktu nasabah. Untuk itu bank menyediakan ATM sebagai alternatif bertransaksi.

ATM pun berkembang cukup pesat, baik dari kuantitas maupun kualitas. Dari kuantitas, hampir di setiap mall kita jumpai ATM. Dan dari kualitas, jika dulu ATM hanya bisa untuk pengambilan tunai, namun saat ini kita sudah bisa melakukan transfer, pembayaran rekening hingga membeli voucher pre-paid (beberapa bank saat ini sedang menyiapkan ATM yang dapat menerima setoran tunai).

ATM yang dulu menjadi differensiasi sebuah bank, kini sudah menjadi layanan standar karena hampir semua bank penyediakan ATM. Untuk memberikan nilai tambah, sejumlah bank mulai memanfaatkan perkembangan dunia maya. Maka diluncurkan lah internet banking. Nasabah tidak perlu pusing antri di teller atau ATM. Cukup buka komputer atau laptop, log-in dan siap bertransaksi (kecuali tarik tunai tentunya).

Perkembangan berikutnya, perbankan tidak berhenti di sini saja. Ternyata, ada sedikit barrier dalam pengembangan fasilitas internet banking ini mengingat tidak semua orang mempunyai akses internet. Selain itu, proses menyalakan komputer yang memakan waktu juga menjadi salah satu pertimbangan kenyamanan bertransaksi melalui e-banking.

Seiring dengan maraknya penggunaan handphone perbankan meluncurkan mobile banking atau yang lebih dikenal dengan istilah m-banking. Ingin transfer dana tapi malas datang ke bank, enggan antri di ATM, tidak punya akses internet … jangan bingung. Gunakan handphone. Sungguh praktis dan murah.

Bahkan berdasarkan riset yang dilakukan oleh lembaga konsultan marketing Frontier, diperkirakan dalam beberapa tahun ke depan penggunaan m-banking akan jauh diatas e-banking, dimana m-banking akan menjadi salah satu senjata ampuh para marketer untuk membidik target market mereka.

High Touch
Suatu hari penulis hendak bertransaksi di sebuah bank yang terletak di jalan Gunung Sahari. Perjalanan ke lokasi ditempuh sekitar 2 jam karena kondisi jalan saat itu macet. Setelah memasuki areal parkir, penulis kesulitan memperoleh parkir. Beruntung setelah dua kali memutar penulis menemukan lahan parkir kosong yang cukup untuk dua buah mobil. Tapi apa lacur saat mendekat terdapat sebuah tanda “Dilarang Parkir” diikuti dengan kalimat “Khusus Pejabat Bank”. Tidak jauh dari sana ada seorang satpam. Penulis mendatangi satpam tersebut untuk meminta ijin parkir sebentar disana. Namun segera dijawab tidak bisa karena itu untuk pimpinan cabang. Lalu penulis bertanya harus parkir dimana. Dengan sikap tidak peduli satpam itu menjawab tempat parkir penuh, kembali saja nanti.

Perasaan kecewa, marah, dilecehkan segera meliputi segenap sukma penulis. Inikah bank yang katanya menganggap nasabah adalah raja? Inikah institusi keuangan yang katanya sangat bergantung pada kepercayaan nasabah? Coba datangi pejabat tinggi bank tersebut dan tanyakan komitmennya terhadap nasabah. Wah pasti dijawab mereka berkomitmen tinggi untuk menciptakan kepuasan pelanggan.

Lalu apakah penulis merasakan komitmen bank tersebut terhadap nasabah? Tidak. Meskipun bank tersebut merupakan bank yang unggul dari segi penerapan teknologi terkini. Mereka memiliki jaringan ATM terbanyak, mereka merupakan pioneer dalam penerapan e-banking dan m-banking, dan mereka pula yang menciptakan image ramah terhadap pelanggan melalui iklan call center officer mereka yang penuh senyum.

Lalu apakah penulis merasa puas? Tentu tidak. Mengapa? Karena penulis merasa diperlakukan tidak manusiawi. Penulis merasa hanyalah sebuah nomor rekening yang diharuskan membayar biaya administrasi setiap bulannya.

Memang ada yang berpendapat itu bukan kesalahan bank, melainkan oknum satpam. Namun sebagai nasabah tentunya kita tidak terlalu peduli siapa yang salah, yang penting kita telah merasa dirugikan. Dan juga, adalah tanggung jawab dari bank tersebut untuk memberikan pengertian pentingnya kepuasan pelanggan kepada semua staff, mulai dari tukang parkir hingga direktur utama.

Menurut pakar kepuasan pelanggan, Handi Irawan D., ada tiga faktor yang membuat pelanggan puas. Yaitu faktor kualitas, harga dan persepsi produk pesaing. Pelanggan akan merasa puas jika ia berpikir telah memperoleh produk yang berkualitas tinggi, produk yang lebih baik daripada yang ditawarkan pesaing dan dengan harga yang reasonable.

Dalam kasus tadi, dari sisi biaya yang harus dibayar untuk memperoleh pelayanan bank (harga) dan produk perbankan yang berkualitas disertai kemajuan teknologi tinggi seperti ATM, e-banking dan m-banking (kualitas) dapat dikatakan bank tersebut telah memberikan kepuasan. Namun setelah diperlakukan tidak manusiawi, dimana penulis yakin bahwa bank adalah industri yang harusnya customer-oriented, penulis menganggap bahwa bank tersebut telah gagal memuaskan pelanggannya dari segi persepsi.

High Tech High Touch
Apa moral dari cerita tersebut? Secanggih apapun sebuah perusahaan menerapkan “sentuhan teknologi”, namun mereka tidak boleh melupakan “sentuhan manusiawi”. Buat apa sebuah perusahaan memiliki teknologi yang sedemikian canggih, yang katanya untuk melayani nasabah, tapi untuk datang dan parkir ke perusahaan itu saja nasabah sudah kesulitan. Nasabah adalah manusia, oleh sebab itu perlakukanlah sebagai manusia.

Dalam buku “High Tech High Touch” John Naisbitt membahas secara mendalam mengenai kemajuan teknologi saat ini serta dampak negatif yang mungkin terjadi. Ia mengajukan dua pertanyaan mendasar kepada penerapan inovasi teknologi. Pertama, “Apakah kemajuan teknologi membebaskan kita dari keterbatasan fisik atau justru mengikat kita pada mesin (teknologi itu sendiri)?”

Dan kedua ia bertanya, “Apakah teknologi menghemat waktu kita sehari hari atau justru menciptakan kehampaan yang harus diisi dengan lebih banyak kegiatan?”

Sebagai contoh, dengan adanya internet kita mampu berkomunikasi tanpa jarak dan waktu dengan siapa saja. Namun kadang kala kita menjadi sedemikian terikatnya dengan internet sehingga lupa kehidupan sekitar kita (terutama bagi yang suka browsing berhari hari). Selain itu, dengan adanya handphone, laptop dan PDA kita dapat bergerak bebas dalam bekerja, tidak terkukung oleh kantor. Namun kadang kala mobile office ini justru menggangu waktu pribadi kita karena dapat dihubungi kapan saja, dimana saja, 24 jam sehari, 7 hari seminggu.

Oleh sebab itu John Naisbitt meminta kita berhati hati jangan sampai menjadi hamba kemajuan teknologi. Jangan sampai kita terjerumus ke dalam apa yang ia sebut “Zona Mabuk Teknolgi”.

Case Study : Toyota Production System
Sebuah studi kasus klasik mengenai perlunya “sentuhan manusiawi” untuk kesuksesan “sentuhan teknologi” adalah penerapan lean manufacturing system yang diterapkan oleh Toyota.

Toyota saat ini merupakan produsen mobil ketiga terbesar di dunia, dengan menguasi 10 persen pangsa pasar global. Padahal, tiga puluh tahun lalu pangsa pasar global Toyota hanya 5 persen. Bahkan, Toyota saat ini merupakan satu satunya produsen mobil yang mengalami pertumbuhan sebesar 14 persen tiap tahun, konsisten selama 30 tahun.

Rahasia dibalik sukses Toyota ini adalah penerapan lean manufacturing system, yang disebut Toyota Production System (TPS). Pada dasarnya, TPS adalah sebuah sistem manufacturing dengan fokus pada efisiensi biaya, peningkatan kualitas, tingkat produksi yang stabil serta produksi sesuai permintaan.

Setelah sukses menerapkan sistem ini, Toyota berencana membagi “ilmu” kepada para pesaingnya. Mereka secara terbuka mengundang siapa saja yang berminat untuk datang dan melihat lihat proses produksi pada pabrik mereka. Bahkan, mereka dengan suka rela akan menjelaskan setiap proses dengan rinci.

Apakah mereka tidak takut “ilmu” mereka dicuri pesaing? Kenyataannya memang banyak pesaing Toyota yang mencuri ilmu mereka dan menerapkannya. Namun anehnya, hanya sedikit yang bisa sesukses Toyota. Mengapa demikian ?

Ada tiga fondasi untuk lean system dapat berfungsi dengan baik. Pertama, operating system. Operating system merupakan sebuah sistem yang mengatur aset, bahan baku serta SDM yang digunakan dalam sebuah pabrik yang menggunakan lean system. Secara sederhana operating system dapat berupa jenis mesin, posisi mesin, jumlah orang yang mengoperasikan mesin serta bahan baku apa saja yang digunakan. Dalam ilmu komputer ini dapat diibaratkan sebagai hardware.
Kedua, management infrastructure. Untuk operating system dapat berjalan dengan baik perlu adanya suatu infrastructure yang mendukung seperti bagan organisasi, alur tanggung jawab. Ini adalah sebuah software dari suatu sistem.

Terakhir, mindsets and behaviours. Meski sudah ada operating system dan infrastructure yang baik, namun kunci utama adalah bagaimana sikap SDM dalam organisasi tersebut untuk menerapkan secara konsisten lean system. Dengan kata lain merupakan mindware dari orang yang mengoperasikan sebuah hardware dengan menggunakan software tertentu.

Fondasi ketiga inilah yang merupakan kunci sukses Toyota menerapkan lean system. Fondasi pertama (operating system) dan fondasi kedua (management infrastructure) dapat dikategorikan sebagai high tech. Sedangkan fondasi ketiga (mindset and behaviour) dapat disebut sebagai high touch.

Para pesaing dapat meng copy operating system dan management infrastructure, tetapi mereka tidak dapat meng copy mindsets and behaviour. Itulah sebabnya mereka gagal.

Kembali studi kasus Toyota menyatakan bahwa kesuksesan bukan hanya ditentukan oleh kecanggihan teknologi lean system (high tech), melainkan harus dikombinasikan oleh unsur human spirit (high touch).

John Naisbitt sempat menuliskan sebuah kalimat yang cukup indah. Ia meminta kita semua untuk mempertanyakan posisi teknologi dalam kehidupan kita. Apakah teknologi itu akan memberikan nilai tambah ? Ataukah justru teknologi mengasingkan manusia ?
Pada akhirnya, semua hubungan baik pribadi atau bisnis adalah hubungan antar manusia. Oleh sebab itu, perlakukanlah manusia sebagai manusia, bukan sekedar nomor rekening. Kembangkanlah inovasi teknologi nan manusiawi. High Tech High Touch.

Thursday, December 20, 2007

Rahasia Umur Manusia

Di awal zaman, Tuhan menciptakan seekor sapi.
Tuhan berkata kepada sang sapi
Hari ini kuciptakan kau Sebagai sapiengkau harus pergi ke padang rumput.
Kau harus bekerja dibawah terikmatahari sepanjang hari.
Kutetapkan umurmu sekitar 50 tahun.
Sang Sapi keberatanKehidupanku akan sangat berat selama 50tahun.
Kiranya 20 tahun cukuplahbuatku.
Kukembalikan kepadamu yang 30tahun .
Maka setujulah Tuhan.

Di hari kedua, Tuhan menciptakan monyet.
Hai monyet, hiburlah manusia.
Akuberikan kau umur 20 tahun!
Sang monyet menjawab "What? Menghibur mereka dan membuat mereka tertawa?
10 tahun cukuplah. Kukembalikan 10tahun padamu"
Maka setujulah Tuhan.

Di hari ketiga, Tuhan menciptakan anjing.
Apa yang harus kau lakukan adalahmenjaga pintu rumah majikanmu.
Setiap orang mendekat kau harusmenggongongnya.
Untuk itu kuberikan hidupmu selama 20 tahun
Sang anjingmenolak : "Menjaga pintu sepanjang hariselama20 tahun ? No way.!
Kukembalikan 10tahun padamu".
Maka setujulahTuhan.

Di hari keempat, Tuhan menciptakanmanusia.
Sabda Tuhan: "Tugasmu adalah makan,tidur, dan bersenang-senang.Inilah kehidupan.
Kau akan menikmatinya. Akan kuberikan engkau umursepanjang 25 tahun!
Sang manusia keberatan, katanya "Menikmati kehidupanselama 25 tahun?
Itu terlalu pendek Tuhan.
Let's make a deal.
Karena sapi mengembalikan 30 tahunusianya, lalu anjing mengembalikan 10tahun, dan monyet mengembalikan 10tahun usianya padamu,
berikanlahsemuanya itu padaku.
Semua itu akanmenambah masa hidupku menjadi 75tahun.
Setuju ?" Maka setujulah Tuhan.

AKIBATNYA... ......... ......... .........

Pada 25 tahun pertama kehidupan sebagaimanusia dijalankankita makan,tidur dan bersenang-senang
30 tahun berikutnya menjalankankehidupan layaknya seekor sapikita harus bekerja keras sepanjang hariuntuk menopang keluarga kita
10 tahun kemudian kita menghibur danmembuat cucu kita tertawa denganberperan sebagai monyet yang menghibur
Dan 10 tahun berikutnya kita tinggal dirumah, duduk didepan pintu, dan menggonggong kepada orang yang lewat

Wednesday, December 19, 2007

Prospek CPO Dalam 10 Tahun Mendatang

Presiden Amerika Serikat George Bush hari ini (20 Desember 2007) mengeluarkan suatu undang undang yang berkaitan dengan energi, khususnya bahan bakar minyak. Dalam aturan tersebut pemerintah Amerika akan mengatur standard konsumsi bahan bakar untuk sejumlah jenis mobil serta meningkatkan produksi dan penggunaan etanol. Tujuan dari undang undang ini adalah untuk menekan dampak buruk dari global warming serta mengurangi ketergantungan Amerika Serikat atas impor bahan bakar minyak.

Aturan yang pertama adalah mendorong produsen otomotif untuk menciptakan mobil yang dapat mengkonsumsi lebih sedikit bahan bakar minyak. Saat ini standard konsumsi bahan bakar adalah 22 hingga 27 miles per gallon. Pada 2020 nanti diharapkan standard konsumsi bahan bakar dapat mencapai 35 miles per gallon, atau lebih efisien hingga 37% dari level saat ini.

Aturan yang kedua adalah mendorong produksi etanol sebagai bahan bakar hingga sebanyak 36 miliar gallon per year pada tahun 2022 mendatang. Hal ini dilakukan untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar minyak.

Apa dampak undang undang tersebut terhadap para investor, terutama yang berinvestasi pada Bursa Efek Indonesia? Jawabannya simple : jika anda ingin berinvestasi jangka panjang masuk lah ke industri yang memproduksi CPO karena harga CPO akan melonjak tinggi akibat permintaan yang meroket.

Dalam beberapa bulan terakhir sebenarnya gejala kenaikan harga CPO ini sudah terlihat. Hal ini disebabkan supply CPO yang relatif sama namun demand naik tinggi akibat permintaan bagi kebutuhan sehari hari untuk konsumsi serta permintaan sebagai bahan baku bio energy.

Dengan adanya undang undang yang diluncurkan ini, bukan tidak mungkin akan diikuti oleh negara lain. Akibatnya permintaan global CPO naik tinggi. Sedangkan dari sisi supply, tidak semudah membalikkan telapak tangan untuk menggenjok produksi CPO karena ada jeda waktu antara masa tanam hingga panen. Akibat tidak seimbangnya demand dan supply ini maka harga CPO akan naik tajam.

Dari sini sudah dapat dilihat untuk investasi jangka panjang hingga 2020 saya pribadi sangat bullish terhadap saham saham yang bergerak di bidang produksi CPO. Sedangkan untuk saham saham perusahaan yang terkait dengan minyak bumi saya agak kurang optimis. Mereka masih mungkin menghasilkan return lumayan, namun tidak setinggi industri CPO.

Oleh sebab itu, saya menyarankan para investor untuk mulai melihat lihat perusahaan yang menjadi market leader di industri CPO. Saya pribadi akan menunjuk Astra Agro Lestari (AALI.JK) sebagai salah satu wahana investasi yang cukup menjajikan di industri CPO ini. Kandidat lainnya adalah Sampoerna Agro (SGRO.JK) karena saya melihat sosok keluarga Sampoerna dibalik SGRO.JK.

Selain itu, investor juga dapat melihat perusahaan yang telah establish di industri ini yang sedang melakukan ekspansi seperti perluasan lahan.

Namun sekali lagi, pemilihan bebarapa perusahaan tersebut adalah murni pertimbangan pribadi dan bukan rekomendasi untuk membeli atau menjual suatu saham.

Selamat berinvestasi.

Memilih Saham Yang Baik (Bagian 2)

Dalam artikel sebelumnya saya menyebutkan langkah pertama dalam memilih saham yang bagus adalah melihat bisnis dari perusahaan tersebut. Apakah perusahaan yang akan kita beli sahamnya memiliki bisnis yang bagus, berkembang dan memiliki prospek ke depan yang jelas? Premis dari pemilihan ini adalah kinerja harga saham suatu perusahaan sangat tergantung dari kinerja perusahaan itu sendiri. Perusahaan yang bagus dan memiliki prospek bagus akan mengakibatkan harga sahamnya mengalami kenaikan. Sebaliknya, perusahaan yang secara bisnis buruk, dalam jangka panjang harga sahamnya tidak akan memberikan return yang bagus.

Saya selalu mengatakan, saat membeli saham tolong mindset kita diubah. Membeli saham bukanlah hanya membeli selembar kertas. Membeli saham adalah membeli perusahaan. Membeli saham adalah membeli aset. Dan tentunya kita tidak mau menghambur hamburkan uang kita untuk membeli perusuhaan yang jelek. Tentunya kita tidak akan rela uang kita dibelanjakan untuk membeli aset yang buruk.

Salah satu contoh perusahaan yang menurut saya memiliki bisnis yang bagus adalah Aneka Tambang (ANTM.JK). Pertama, ANTM.JK sangat diuntungkan oleh menguatkan harga komoditas seperti nikel, feronikel dan emas. Kedua, ANTM.JK merupakan salah satu perusahaan tambang yang sangat terdiversifikasi. Mereka memiliki produk nikel, feronikel, emas, bauksit dan perak. Ketiga, ANTM.JK memiliki kinerja operational yang fantastis dimana terlihat dari tingkat profitability, return dan growth yang rata rata berada di atas industri. Dan terakhir yang membuat saya rekomen saham ini adalah prospek ke depan ANTM.JK dimana mereka dalam beberapa tahun ke depan akan memiliki proyek baru seperti Tayan Chemical Grade Alumina, Bintan Smelter Grade Alumina, Obi Iron Cap, FeNi IV dan Hydromet Nickel Project. Rata rata proyek itu akan rampung pada tahun 2010 hingga 2012. Sehingga jika kita membeli saham ANTM.JK sekarang dan hold hingga 2015 saya yakin ANTM.JK akan memberikan return di atas rata rata.

Langkah Kedua yang harus dilakukan dalam memilih saham yang baik adalah faktor management. Alasannya sangat mendasar, salah satu sumber utama kita mengevaluasi suatu perusahaan – untuk melihat apakah bisnis dan prospek perusahaan itu bagus, adalah annual report atau laporan keuangan. Yang membuat annual report adalah manajemen. Jika pihak manajemen tidak jujur, bagaimana kita dapat melandaskan analisa kita berdasarkan annual report yang dibuat manajemen.

Saat mengajar di program pascasarjana salah satu universitas di jakarta selatan saya selalu mengatakan untuk tidak pernah menyentuh saham saham tertentu. Alasan saya yang utama adalah saya tidak dapat memegang omongon manajemen atas corporate action grup mereka. Hari ini bilang A, besok bilang B, lusa bilang C. Jika omongan manajemen berubah ubah, bagaimana kita dapat menganalisa perusahaan tersebut. Buat saya hal ini merupakan komponen yang sangat penting dalam pertimbangan membeli saham.

Selain itu, perlu juga kita lihat apakah manajemen jujur atas hal hal baik dan buruk yang terjadi pada perusahaan. Berhati hati lah kepada manajemen yang hanya melaporkan hal hal baik namun menutup nutupi hal buruk.

Saya akan mencoba mengambil contoh dua perusahaan yang bertolak belakang dalam hal kejujuran kepada para investor. Kedua perusahaan itu adalah Perusahaan Gas Negara (PGAS.JK) dan Aneka Tambang (ANTM.JK).

PGAS.JK memiliki proyek pipanisasi SSWJ yang mengalami keterlambatan. Namun manajemen terkesan menutup nutupi kejadian ini. Seharusnya progres sudah terjadi pada Desember 2006 namun mengalami keterlambatan. Atas keterlambatan ini manajemen terkesan kurang transparan. Akhirnya publik mengetahui pada awal Januari 2007. Dan akibatnya saham PGAS.JK terkoreksi hingga 23% dalam satu hari.

Berbeda dengan ANTM.JK yang saat itu mengalami kerusakan pada smelter FeNi III. Kerusakan terjadi sekitar hari sabtu. Namun hari minggunya ANTM.JK mengadakan jumpa pers dan hari senin nya corporate secretary ANTM.JK menghubungi analis. Atas keterbukaan ini harga saham ANTM.JK hanya mengalami koreksi sedikit.

Kejujuran adalah hal yang sangat penting. Satu satunya pihak yang paling mengetahui perusahaan secara mendalam adalah pihak manajemen. Sehingga salah satu sumber yang paling valid dalam menganalisa perusahaan adalah manajemen. Jika manajemen tidak jujur, bagaimana kita dapat memperoleh informasi yang valid.

Hal lain yang dapat kita jadikan patokan dalam menilai manajemen adalah bagaimana proyek yang mereka tetapkan dapat terealisasi tepat waktu. Sebagai contoh ANTM.JK menargetkan proyek FeNi IV akan mulai beroperasi pada 2012. Jika nanti pada 2012 FeNi IV benar benar beroperasi, berarti kita dapat menilai manajemen memiliki kapabilitas untuk mendeliver apa yang dia janjikan.

Langkah Pertama adalah memilih perusahaan yang memiliki bisnis dan prospek bisnis yang baik. Langkah Kedua adalah memilih perusahaan yang memiliki manajemen yang jujur dan mampu mendeliver apa yang dijanjikan. Kedua hal itu akan menuntun pada Langkah Ketiga yaitu memilih perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang unggul.

Apa itu kinerja keuangan yang unggul? Bagaimana cara menilainya? Akan dibahas pada artikel berikutnya.

(Bersambung)

Dedicated to Brandon

January 03, 2007 – Dedicated to Brandon

Terngiang di sanubari ku sebuah ayat yang telah lama ku kenal namun dalam beberapa hari ini memberi makna lebih berarti. Tercantum dalam 1 Corintians 13:13 “There are three things that will endure – faith, hope, and love – and the greatest of these is love”
Yang terbesar adalah cinta. Cinta kataku? Di tengah dunia yang begitu kejam ini masih berbicara cinta? Ah mimpi kamu? Benarkah cinta? Tidak bermimpi kah aku? Masih mengharapkan cinta?
Malam tahun baru lalu menjadi berkah bagi ku. Di tengah kesendirian, di mana orang lain disibukkan mempersiapkan liburannya, aku tidak memiliki apa pun untuk dilakukan. Diam di rumah, menonton DVD dan membaca buku adalah rencana ku untuk menghabiskan malam tahun baru ini. Tidak ada kegiatan, tidak ada acara, tidak ada pertemuan, tidak ada keramaian dan tidak ada pesta. Hanya aku bersama diriku berkencan dengan buku.
Namun hal ini tidak membuat hati ku gundah, hati ku sedih, hati ku murung. Sepi memang, tapi ditengah kesepian ini aku menemukan sebuah kehangatan. Sebuah cahaya yang telah ada dalam sanubari namun tak pernah aku sadari. Sebuah bintang telah bersinar di dalam hati tanpa kesadaran akan kehadirannya.
Adalah sebuah buku yang kubaca yang menyadarkan ku atas semua berkat yang telah aku terima ini. Sebuah buku karangan John Grogan yang diterjemahkan menjadi ”Aku & Marley : Hidup & Cinta Bersama Anjing Terburuk Di Dunia”.
Buku itu merupakan kisah nyata pengalaman keluarga Grogan atas anjing yang mereka miliki yang diberi nama Grogan’s Majestic Marley of Churchill, atau Marley untuk singkatnya. Marley adalah seekor anjing Labrador retriever yang memiliki kelainan. Ia nakal, penuh energi, merusak dan menelan apa saja. Merusak perabot rumah adalah kebiasaannya. Namun di balik kenakalan itu ia adalah sahabat yang paling setia. Ia menjadi penghibur saat keluarga itu mengalami keguguran, menjadi pelindung saat keluarga itu menghadapi bahaya dan menjadi sahabat anak anak dalam keluarga itu. Meski buas namun Marley berubah menjadi sosok lembut yang penuh kasih sayang di sisi seorang bayi.
Berikut saya kutip resensi buku tersebut :
John & Jenny baru memulai rumah tangga mereka ketika mereka membawa pulang Marley, seekor anak anjing berbulu kuning yang tidak bisa diam. Dan hidup mereka tak akan pernah sama lagi.
Segera Marley tumbuh menjadi seekor Labrador retriever seberat 97 pon yang siap menabrak apa saja, seekor anjing yang sulit dicari bandingannya. Ia menembus pintu angin, menggigiti tembok hingga berlubang, melemparkan air liur ke tamu tamu, mencuri celana dalam wanita dan memakan hampir semua benda yang bisa diraihnya, termasuk sofa dan perhiasan. Sekolah kepatuhan tidak membawa hasil – Marley diusir dari sekolah itu, begitu juga obat penenang yang diberikan doketer hewan disertai pesan : ”Jangan ragu ragu untuk menggunakan obat ini.”
Namun, hati Marley murni. Seperti halnya ia dengan riang menolak semua batasan yang diberikan untuk kelakuannya, cinta dan kesetiannya tidak mengenal kata cukup. Marley berbagi kebahagiaan bersama John & Jenny saat kehamilan pertama Jenny, dan kesedian mereka saat Jenny keguguran. Marley ada di sana saat akhirnya bayi bayi hadir dalam keluarga mereka dan saat jeritan korban penusukan terdengar di malam kelam. Marley menutup pantai untuk umum dan berhasil mendapatkan peran dalam sebuah film, dan ia slelau memenangkan hati orang di sekitarnya sementara ia tidak berhenti membuat kekacauan.
Dengan semua kenakalannya, Marley tetap setia dan menjadi contoh untuk sebuah model pengabdian, bahkan ketiga keluarga yang memeliharanya menghadapi masa sulit. Cinta tanpa syarat.”
Saat yang paling mengharukan dalam buku itu adalah saat Marley mendekati ajal. Meski sudah susah bergerak ia tetap setia menemani pemiliknya kemana pun pergi. Ia tetap setia menanti John pulang ke rumah untuk bermain bersama. Meski sudah sulit bergerak namun Marley tetap tidak kehilangan akal untuk membuat ceria seisi rumah. Meski akhirnya Marley kehidupan Marley berakhir dengan kematian, namun keberadaan Marley telah memberi terang dalam rumah tangga John & Jenny. Hidup Marley memang singkat, namun dalam singkatnya hidup Marley memberikan kehangatan cinta tanpa syarat yang abadi.
Aku menangis saat membaca buku ini. Langsung pikiran ku melayang beberapa tahun ke belakang. Bermula pada akhir tahun 1992 saat mama membawa seekor anak anjing lucu yang akhirnya kami beri nama Brandon. Seperti Marley, kedatangan Brandon membuat kehidupan keluarga kami tidak sama lagi.
Hari hari dipenuhi canda tawa dimulai terutama melihat kelucuan, keluguan serta kenakalan Brandon saat kecil. Momen pertama yang tak pernah ku lupa adalah saat ia pertama kali tinggal dalam keluarga kami. Kami belum pernah memiliki anjing sehingga tidak mempersiapkan tempat baginya. Waktu itu kami menaruh Brandon dalam box dan menaruh box tersebut pada kamar mandi belakang. Dan setiap kami meninggal kan dia, Brandon akan menangis. Saat kami datang membuka pintu langsung ekornya bergerak gerak seakan ingin berkata ”Nah ini dia, kemana saja kamu? Aku takut ditinggal sendirian.”
Akhirnya kami membawa dia ke ruang tamu dan sejak itu ruang tamu menjadi tempat tinggalnya. Brandon tumbuh menjadi anjing yang nakal sekaligus lucu. Dia tidak akan pernah berhenti menggonggong terhadap orang baru, namun tak pernah sekali pun terlintas dalam pikirannya untuk menggigit orang. Brandon adalah anjing rumahan yang tau sopan santun. Seumur hidup baru sekali ia mencuri makanan. Saat itu mama meninggalkan dia di kamar sendirian. Saat kembali Brandon tengah asik menikmati coklat yang ditaruh mama secara tidak sengaja. Kami semua akhirnya ketawa melihat tingkah pola Brandon. Bukannya merasa bersalah ia malah tersenyum seolah berkata ”Masih ada sisa nih, mau?”
Dari semua orang di rumah Brandon memang paling dekat dengan diriku. Ia sering tidur di kamar ku. Bahkan beberapa kali ia berhasil mengusirku dari ranjang sehingga aku tidur di lantai. Sering aku bermain bersama Brandon di ranjang dan saat kelelahan ia akan langsung tidur. Namun yang kadang bikin kesal dia akan tidur melintang di ranjangku sehingga tak ada ruang bagi diriku. Saat aku menggeser dia, dia akan menggeram marah. Kalau sudah begini hanya satu hal yang dapat aku lakukan – tidur di lantai.
Atau kalau dia tidur di lantai, saat menjelang pagi karena dingin ia sering naik ke ranjang dan tidur dibawah selimut bersama ku. Aku sangat menikmati hari hari bahagia bersama Brandon.
Acara penyambutan ku pulang sore hari sudah menjadi ritual pribadi kami berdua. Biasanya Brandon akan menyambut ku di depan pintu rumah dengan goyangan ekornya yang sangat lincah, bahkan aku kadang takut ekor itu akan putus. Saat aku masuk Brandon akan diam di depan pintu. Aku terus berjalan dan dia seolah cuek. Saat aku sampai di depan pintu kamarku yang kebetulan berada di bagian belakang rumah, Brandon akan pasang ancang ancang lari. Tinggal menunggu aba aba dari ku. Begitu aku berteriak ”BRAANDOOOONNNNN .....” maka dia akan lari secepat kilat tidak peduli ada apa di depan, langsung tabrak untuk menyusul ku. Dia akan menomplok ku dan menghadiahi jilatan yang tak kenal lelah seolah berkata ”Kemana saja kamu seharian. Aku kangen nih.” Setelah itu biasanya kami bergulat selama 10 menit sampai ia kelelahan. Itulah ritual rahasia kami.
Agustus 2002 adalah bulan yang sangat kelam dalam hidup ku. Brandon yang mencapai usia hampir 10 tahun mulai sakit sakitan karena tua. Dia mulai susah bergerak. Meski masih cukup lincah namun dia sudah tidak segesit sebelumnya. Matanya pun aku liat sudah agak rabun.
Namun satu hal yang sampai saat ini selalu membuat ku menangis saat mengingat. Pada malam terakhir dalam kehidupan Brandon, dia mendatangi satu per satu keluarga ku. Mulai dari adik ku, mama & papa. Dia akan bermain sebentar dengan mereka, seolah ingin menikmati saat saat terakhir dalam hidupnya. Kami waktu itu tidak tau bahwa malam itu adalah malam terakhir Brandon memberikan cahaya dalam kehidupan kami.
Dan terakhir dia datang ke kamar ku dan minta digendong. Brandon sudah tidak mampu loncat ke atas ranjang ku. Disana dia tidur di dada ku sekitar 20 menit. Seolah dia ingin merasakan detak jantung ku untuk terakhir kalinya. Aku membelai dia sambil meneteskan air mata. Aku tahu waktunya tidak lama lagi. Ia menjilat mukaku seperti ingin berkata ”Tak usah sedih. Aku menikmati waktu waktu indah bersama kalian. Kalian telah memberikan ku kasih yang terbaik. Kalian mengasihi ku. Aku tidak pernah menyesal pernah hidup bersama kalian. Aku bangga menjadi anjing kalian. Aku bangga menjadi bagian dari keluarga ini. Kini saatnya aku kembali ke Sang Pencipta. Tak usah sedih. Aku akan menunggu mu di sana. Dan jika waktu itu tiba, kita akan kembali bermain bersama. Namun untuk saat ini aku sudah lelah. Biarkan aku istirahat. Biarkan wajahmu yang tersenyum merupakan wajah yang ku kenang. Jangan menangis. Jangan pernah menyesal. Karena kita pernah mempunyai waktu yang terindah.”
Tidak Brandon, bukan kami yang memberi cinta tulus, tapi kamu. Kamu yang membawa terang, kamu yang memberikan kehangatan, kamu yang menghadiahi kami keceriaan. Cinta mu tulus, tanpa syarat. Kamu selalu mencintai kami, meski kadang kami menyulitkan mu. Selamat tinggal Brandon. Sampai ketemu di seberang sana.
… and the greatest of these is love.
In memory of Brandon, my best friend next to Jesus.

Inovasi Energi Alternatif : Solusi Meroketnya Harga Minyak

(Artikel Telah Diterbitkan oleh Majalah Warta Ekonomi no 22 thn XVI – 10 November 2004)

Indonesia Baru
Tanggal 5 Oktober lalu Indonesia resmi mempunyai kepala negara baru, Susilo Bambang Yudhoyono. SBY, demikian masyarakat menyebutnya, merupakan presiden ke 6 Indonesia, sekaligus yang ke 5 dalam 6 tahun terakhir.

Berbagai optimisme terbentuk seiring dengan terpilihnya SBY. Banyak pihak yang menilai beliau adalah figur yang cocok untuk memimpin Indonesia melangkah lebih tinggi, meninggalkan krisis yang pernah melanda negri tercinta ini. Bukan hanya itu, SBY dinilai sangat “market friendly”.

Pasar, terutama pasar saham dan pasar uang, menanggapi positif kemenangan SBY ini. Buktinya, Indeks Harga Saham Gabungan sempat memecahkan rekor tertinggi sejak krisis, berada pada level diatas 860. Sedangkan untuk rupiah, meski mengalami pelemahan dibanding Dolar Amerika, namun berbagai pihak menilai pelemahan tersebut lebih disebabkan oleh external factor diluar kendali pemerintah, terutama yang berhubungan dengan meroketnya harga minyak dunia.

Tantangan Baru
Presiden baru … Indonesia baru … juga Tantangan Baru. Meski belum resmi memimpin Indonesia, SBY telah dihadapkan pada tantangan cukup besar. Dan bukan tidak mungkin jika tantangan ini tidak di manage dengan baik dapat menjadi batu sandungan bagi pemerintahan mendatang.

Harga minyak bumi di pasar internasional dalam beberapa bulan terakhir telah meroket, jauh diatas prediksi para analis. Saat artikel ini ditulis, harga minyak mentah sempat menyentuh level 50 dolar amerika per barrel. Bahkan Stephen Leeb, presiden dari Leeb Capital Management memperkirakan, harga minyak pada akhir tahun 2004 ini bukan tidak mungkin akan mencapai level 80 dolar amerika per barrel dan tahun depan dapat mencapai 100 dolar amerika per barel.

Beberapa hal disebut sebut sebagai penyebab dari meroketnya harga minyak. Mulai dari faktor ekonomi hingga politik. Dari sisi ekonomi, diperkirakan terjadi disparitas antara demand dan supply. Permintaan akan minyak bumi jauh di atas kapasitas produksi negara penghasil minyak. Belum lagi mendekati musim dingin dimana Amerika dan Eropa banyak mengkonsumsi minyak bumi.

Namun di lain pihak, kelebihan permintaan ini justru dibantah oleh OPEC. Melalui presidennya Purnomo Yusgiantoro. OPEC menyatakan bahwa supply minyak saat ini justru melebihi permintaan. Oleh sebab itu OPEC agak enggan menaikkan kapasitas produksi para anggotanya guna meredam kenaikkan harga minyak dunia.

Faktor lain yang dinilai sebagai biang kerok meroketnya harga minyak adalah ketidak stabilan politik di beberapa negara penghasil minyak. Krisis Irak yang berkepanjangan, menyebabkan terganggunya ekspor minyak dari Irak. Juga proses hukum yang melanda perusahaan minyak terbesar Rusia membuat supply minyak dunia berkurang. Dan terakhir, ketidak stabilan politik di Nigeria, telah menyebabkan perusahaan minyak di negara tersebut berhenti beroperasi.

Ketiga faktor politik tersebut telah menyebabkan terganggunya supply minyak dunia. Dan ditambah dengan isu disparitas supply-demand minyak bumi, terjadilah kepanikan harga.

Apa dampaknya terhadap pemerintahan baru? Defisit APBN. Sepintar apapun tim ekonomi SBY, mau tidak mau, suka tidak suka, akan dihadapkan oleh defisit APBN yang melebar, akibat meningkatkan subsidi bahan bakar minyak (BBM). Menurut pakar perminyakan Bachrawi Sanusi, APBN 2005 kemungkinan besar akan berlipat ganda sehubungan dengan adanya subsidi BBM ini.

Saat ini saja, harga minyak di pasar internasional ($ 50/barel) telah mencapai hampir dua kali lipat dari asumsi APBN yang hanya sebesar 36 dolar amerika. Dan untuk subsidi BBM tahun depan, diperkirakan tidak akan lebih kecil dari Rp 19 triliun (dengan asumsi harga minyak tidak mengalami kenaikkan lagi).

Alternatif apa yang dimiliki oleh tim ekonomi SBY dalam mengatasi APBN yang berdarah darah ini? Salah satu jawaban adalah dengan menaikkan harga BBM. Dengan dinaikkan harga BBM maka beban pemerintah dalam bentuk subsidi akan berkurang, sehingga defisit APBN dapat lebih dikontrol.

Namun belajar dari sejarah, menaikkan harga BBM merupakan kebijakan yang sangat tidak populer. Seorang presiden dapat kehilangan jabatannya akibat menaikkan harga BBM. Bukan itu saja, kerusuhan massa dapat terpicu oleh kenaikkan harga BBM ini. Sebagai contoh tengoklah kerusuhan Mei 1998 yang pernah melanda negri ini, yang menurut beberapa pihak dipicu oleh para demonstran yang menolak kenaikkan harga BBM, yang waktu itu dilakukan oleh mantan presiden H.M. Soeharto.

Atas saran dari IMF pemerintah Indonesia melakukan tigh money policy dan menekan defisit anggaran, yang salah satunya dengan menekan subsidi BBM. Akibatnya, mau tidak mau perlu penyesuaian (baca : kenaikkan) harga BBM. Sejarah mencatat, beberapa saat setelah rencana kenaikkan BBM diumumkan, terjadi aksi demonstrasi yang diikuti oleh penembakan mahasiswa Trisakti dan berakhir dengan kerusuhan massa terburuk sejak Orde Baru.

Entah siapa yang bertanggung jawab akibat kebijakan ini? Sang pasien kah (Indonesia) atau sang dokter kah (IMF). Namun sebagai bahan renungan, pemenang nobel ekonomi Joseph E. Stiglitz dalam bukunya Globalization and Its Discontents mencatat bahwa resep IMF menghapuskan subsidi yang berbuntut kerusuhan massa bukan saja terjadi di Indonesia, melainkan juga di Botswana.


Alternatif Baru
Pada satu sisi, Indonesia akan mengalami defisit APBN yang lebih besar akibat meningkatnya subsidi BBM. Namun di sisi lain, menaikkan harga BBM untuk menekan subsidi bukanlah kebijakan yang friendly. Lalu apa langkah yang harus diambil oleh pemerintahan baru?

Jawabannya mudah : think outside the box, get out of the comfort zone, be innovative. Benar, alih alih pusing memikirkan dua pilihan antara defisit anggaran atau menaikkan harga BBM, mengapa kita tidak memikirkan pilihan ketiga, keempat … dan seterusnya.

Jika harga minyak terus naik, alih alih memikirkan bagaimana cara membuat harganya turun, mengapa kita tidak memikirkan untuk menggunakan sumber energi lainnya. Mengapa tidak kita pikirkan inovative energy? Jepang dengan menggunakan nanoteknologi telah berhasil membuat baja super, yang memiliki kekuatan dua kali lipat dari baja biasa. Sehingga dengan inovasi ini, para produsen Jepang dapat melakukan efisiensi penggunaan baja hingga 50 persen.

Saat ini telah dikembangkan beberapa energi alternatif pengganti minyak bumi seperti hydrogen, solar power, serta wind power.

Hydrogen. Uni Eropa dan Amerika Serikat merupakan dua negara yang sangat serius mengembangkan energi hydrogen guna mengurangi ketergantungan terhadap minyak bumi. Dan diperkirakan, energi hydrogen ini sudah dapat menggantikan posisi minyak bumi dalam 40 tahun ke depan. Sementara itu, sedikitnya ada tiga perusahaan swasta yang khusus mengembangkan energi hydrogen ini seperti FuelCell Energy Inc., Plug Power Inc. dan Ballard Power Systems Inc. (sahamnya dimiliki oleh Ford Motor Corp. serta DaimlerChrysler AG). Salah satu keunggulan energi hydrogen ini dibanding dengan minyak bumi adalah dalam tingkat kebersihan emisi. Dapat dikatakan tidak ada emisi buangan dari hydrogen. Sebagai catatan, Toyota Corp. merupakan salah satu produsen mobil yang sangat serius menggunakan teknologi ini, dengan mengembangkan hybrid-car.

Solar Power. Energi matahari yang melimpah sebenarnya merupakan sumber energi yang hingga saat ini belum dimanfaatkan secara maksimal. Namun, seiring dengan makin menipisnya cadangan minyak bumi maka energi matahari ini harus mulai dikembangkan secara maksimal. Salah satu perusahaan yang serius menggarap alternatif energi matahari adalah BP (Beyond Petroleum). Bagi BP, energi matahari ini akan menjadi salah satu core business di masa mendatang, menggantikan minyak bumi. Sesuai namanya, BP mulai serius memikirkan alternatif energi di luar minyak bumi (beyond petroleum).

Tenaga Angin. Sumber energi lainnya selain matahari yang melimpah ruah adalah tenaga angin. Bahkan, boleh dibilang energi ini sumbernya gratis. Beberapa perusahaan yang sukses mengembangkan sumber energi ini adalah Vestas Wind Systems (Denmark), Gamesa Corporacion Tecnologica S.A. (Spanyol) dan GE Energy.

Selain ketiga sumber energi alternatif di atas, masih ada beberapa lainnya seperti energi panas bumi dan gas alam.

Pilihan Baru
Kita telah membahas beberapa sumber energi alternatif. Pertanyaan besarnya adalah manfaat apa yang dapat kita peroleh?

Mungkin polusi di kota kota besar di Indonesia (khususnya Jakarta) dapat dihilangkan jika para produsen mobil di Indonesia bisa memproduksi mobil dengan bahan bakar hydrogen, menggantikan bensin atau solar. Beberapa saat lalu sempat dibuat pilot project kendaraan umum berbahan bakar gas. Namun baru berjalan beberapa saat sedikit demi sedikit proyek tersebut hilang ditelan waktu.

Mungkin PT PLN tidak perlu pusing memikirkan biaya produksi yang membengkak jika kita dapat mengembangkan sistem yang dapat memanfaatkan panas matahari sebagai alternatif energi.

Dan terakhir, mungkin Mentri Keuangan tidak perlu pusing tujuh keliling memikirkan defisit APBN yang semakin besar, seiring dengan kenaikkan harga minyak, jika saja pemerintah dan pengusaha Indonesia mau serius memikirkan bagaimana mengembangkan energi alternatif. Bahkan, subsidi BBM dapat dialokasikan ke tempat lain, seperti pembiayaan pendidikan dan kesehatan masyarakat.

Kita memang masih sangat tergantung dengan minyak bumi sebagai sumber energi utama. Namun minyak bumi bukanlah energi yang selalu ada. Akan ada saat dimana cadangan minyak bumi Indonesia habis. Bahkan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro, yang juga presiden OPEC, mensinyalir cadangan minyak bumi Indonesia hanya tinggal 100 miliar barrel. Jika dalam sehari ditambang 1 juta barrel maka dalam 280 tahun (thn 2284) cadangan minyak bumi Indonesia akan habis.

Sudah saatnya baik pemerintah maupun pihak swasta Indonesia mulai memperhatikan pengembangan energi alternatif. Dan kiranya sangat tepat langkah ini diambil seiring dengan terpilihnya presiden baru. Indonesia baru … alternatif baru … energi baru.

Logika Manusiawi : Refleksi Pemikiran Kwik Kian Gie

(Artikel Ditulis pada 19 Oktober 2004)

Beberapa minggu terakhir kita disibukkan oleh aktivitas pemilihan calon mentri oleh presiden terpilih Susilo Bambang Yudhoyono, atau yang lebih dikenal dengan singkatan SBY.

Puri Cikeas Bogor tiba tiba menjadi primadona perbincangan di berbagai kalangan. Beredar pula sms yang berbunyi “Maaf dalam beberapa hari ini saya sulit dihubungi. Namun jika terpaksa dapat menemui saya di Cikeas Bogor sehubungan dengan proses fit and proper test”.

Berbagai kalangan hilir mudik di kediaman SBY untuk mengikuti wawancara sebagai mentri.

Namun di lain pihak, kita juga disibukan oleh berita naiknya harga minyak mentah dunia yang mencapai 55 dolar amerika per barrel nya. Berbagai dampak negative mulai terasa. Kekhawatiran timbul terutama yang berhubungan dengan kenaikkan harga BBM. Pemerintahan Megawati yang akan berakhir 20 Oktober ini sudah jauh jauh hari menyatakan bahwa BBM harus dinaikkan namun oleh pemerintahan mendatang.

Mengapa harus dinaikkan ? Jawabannya minimal ada dua. Pertama, untuk mengurangi beban subsidi yang harus ditanggung pemerintah. Logikanya begini, harga BBM di dalam negri saat ini dijual jauh dibawah harga internasional sehingga terdapat selisih harga dalam negri dengan harga luar negri. Nah selisih harga ini harus ditutup. Dari mana sumber dana untuk menutupnya ? Ya dari APBN. Sehingga, semakin besar selisih harga BBM dalam negri dengan luar negri, maka semakin besar pula subsidi yang dibutuhkan. Dan semakin besar subsidi maka semakin besar deficit APBN.
Kedua, disparitas harga di dalam negri dengan harga di luar negri harus diperkecil untuk mengurangi penyelundupan. Ternyata disinyalir banyak oknum masyarakat yang tidak bertanggung jawab, yang hanya mementingkan perutnya sendiri, yang memanfaatkan kebijakan pemerintah memberikan BBM murah bagi rakyat. Mereka membeli dengan harga subsidi, lalu menjualnya dengan harga internasional. Wah untung gede.

Dalam tulisan ini akan dibahas masalah yang pertama. Untuk masalah yang kedua, biarlah kita serahkan kepada pihak yang berwenang untuk menertibkan ketidak tertiban ini.

Mari kita ulang asumsi pertama kita. Harga minyak internasional naik menyebabkan perbedaan harga dengan BBM dalam negri. Selisih harga ini harus ditutup oleh pemerintah melalui subsidi. Sehingga semakin besar kenaikkan harga minyak internasional maka semakin besar subsidi yang harus diberikan. Semakin besar subsidi maka tekanan terhadap APBN akan semakin besar. Alternatif untuk mengurangi tekanan deficit APBN ini adalah melalui kenaikkan harga BBM dalam negri. Dengan demikian subsidi minyak akan berkurang.

Apakah benar demikian ? Apakah tidak ada jalan lain ?

Sebuah alternative yang sangat kreatif diberikan oleh Kwik Kian Gie. Dalam tulisannya di harian Kompas tanggal 19 Oktober 2004 beliau memberikan uraian panjang lebar mengenai subsidi ini.

Berikut beberapa buah pemikiran Kwik Kian Gie dalam tulisan tersebut.

Pertama Kwik mempertanyakan hubungan korelasi antara kenaikkan harga BBM, subsidi dan deficit. Dalam APBN harga minyak naik dari 22 dolar amerika per barel menjadi 36 dolar amerika per barel. Kenaikkan ini menyebabkan naiknya subsidi BBM dari Rp 14,5 triliun menjadi Rp 63 triliun. Akibat kenaikkan subsidi ini maka deficit APBN membengkak dari Rp 24,4 triliun menjadi Rp 26,3 triliun.
Nah disini letak keanehannya. Subsidi BBM membengkak Rp 48,5 triliun namun tambahan deficit APBN akibat kenaikkan subsidi ini hanya Rp 1,9 triliun. Bagaimana bisa ? Ternyata jawabannya mudah, kenaikkan subsidi tidak melulu harus ditutup dengan uang. Bahkan, ada indikasi tidak perlu keluar uang.

Hal ini menunjuk pada poin kedua yang hendak ditelaah oleh Kwik. Kita selalu berpikir setiap kenaikkan harga minyak maka perlu dana untuk subsidi. Harga minyak dunia saat ini sekitar 50 dolar amerika per barel (1 barel = 180 liter). Dengan asumsi kurs IDR/USD = Rp 9.000 maka harga BBM rata rata Rp 2.500 per liter. Saat ini harga jual BBM rata rata Rp 2.000 per liter, dengan demikian setiap liter penjualan BBM pemerintah harus menanggung Rp 500. Apakah demikian ?

Menurut Kwik tidak demikian. Ia berpendapat bahwa selama ini yang dianggap pemerintah subsidi sebenarnya hanyalah opportunity cost yang hilang. Logikanya seperti ini : Cost yang ada dalam BBM adalah biaya explorasi (x) ditambah biaya pemrosesan menjadi bensin (y) dan ditambah biaya transportasi/distribusi (z).

Berdasarkan data di Indonesia, biaya pemrosesan (y) dan transportasi (z) adalah sebesar Rp 500 per liter. Nah sekarang tinggal bagaimana pemerintah menetapkan harga BBM berdasarkan komponen biaya explorasi (x). Berapa nilainya ? (Jadi sebenarnya pemerintah akan untung saat menjual BBM pada tingkat harga berapa pun, sejauh di atas Rp 500 per liter).

Menurut Kwik Kian Gie, penetapan harga ini adalah keputusan politik yang harus diambil oleh pemerintah Indonesia. Ada dua model yang dapat digunakan yaitu mengikuti harga internasional atau berdasarkan biaya dasarnya (y + z). Minyak bumi sebenarnya dapat diperlakukan seperti sumber daya alam lainnya di Indonesia, yang harus digunakna bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Sehingga, misalkan pemerintah menjual BBM dengan harga Rp 1.000 per liter saja, sebenarnya pemerintah Indonesia sudah untung. Masalahnya, pemerintah kita ingin menjual harga mengikuti harga internasional.
Nah di sini lah yang disebut oleh Kwik penetapan harga BBM adalah keputusan politik pemerintah. Pemerintah bisa menetapkan harga monopoli BBM di dalam negri (cost plus pricing method) guna menekan harga BBM sehingga tidak memerlukan subsidi. Atau pemerintah menetapkan harga BBM mengikuti harga internasional (market pricing method).

Jadi yang disebut subsidi BBM tidak lain adalah opportunity cost. Misalkan harga jual BBM di dalam negri saat ini Rp 2.000 per liter. Dengan kenaikan harga minyak dunia maka harga BBM menjadi Rp 3.000 per liter. Pemerintah mengatakan ada kenaikan subsidi sebesar Rp 1.000 per liter. Sebenarnya, angka Rp 1.000 itu adalah KEUNTUNGAN LEBIH jika pemerintah menjual berdasarkan harga internasional. Namun sebenarnya, pemerintah bisa saja menetapkan harga di dalam negri secara monopoli demi kesejahteraan rakyat.

Benar atau tidak pandangan Kwik Kian Gie tersebut tentunya masih memerlukan perdebatan yang cukup panjang. Namun, tidaklah terlalu buruk jika kita saat ini memiliki sebuah alternative dalam memandang masalah subsidi dan kenaikan harga BBM ini.

Tuesday, December 18, 2007

Name Above All Names

(By DON MOEN)

In GENESIS Jesus is the Ram at Abraham’s altar,

In EXODUS He’s the Passover Lamb,

In LEVITICUS He’s the High Priest,

In NUMBERS He’s the Cloud by day and Pillar of Fire by night,

In DEUTERONOMY He’s the City of our Refuge,

In JOSHUA He’s the Scarlet Thread out Rahab’s window,

In JUDGES He is our Judge,

In RUTH He is our Kinsman Redeemer,

In 1st and 2nd SAMUEL He’s our Reigning King,

In EZRA He is our Faithful Scribe,

In NEHEMIAH He’s the Mordecai sitting faithful at the gate,

In JOB He’s our Redeemer that ever liveth,

In PSALMS He is my Shepherd and I shall not want,

In PROVERBS and ECCLESIASTES He’s our Wisdom,

In SONG OF SOLOMON He’s the Beautiful Bridegroom,

In ISAIAH He’s the Suffering Servant,

In JEREMIAH and LAMENTATIONS it is Jesus that is the Weeping Prophet,

In EZEKIEL He’s the Wonderful Four-Faced Man,

In DANIEL He is the Fourth Man in the midst of a fiery furnace,

In HOSEA He is my Love that is forever faithful,

In JOEL He baptizes us with the Holy Spirit,

In AMOS He’s our Burden Bearer,

In OBADIAH our Savior,

In JONAH He is the Great Foreign Messionary that takes the Word of God into all of the world,

In MICAH He is the Messenger with beautiful feet,

In NAHUM He is the Avenger,

In HABAKKUK He is the Watchman that is ever praying for revival,

In ZEPHANIAH He is the Lord mighty to save,

In HAGGAI He is the Restorer for our lost heritage,

In ZECHARIAH He is our Fountain,

In MALACHI He is the Son of Righteousness with healing in His wings.

In MATTHEW Thou art the Christ, the Son of the Living God,

In MARK He is the Miracle Worker,

In LUKE He’s the Son of Man,

In JOHN He is the Door by which everyone of us must enter,

In ACTS He is the Shining Light that appears to Saul on the road to Damascus,

In ROMANS He is our Justifier,

In 1st CORINTHIANS our Resurrection,

In 2nd CORINTHIANS our Sin Bearer,

In GALATIANS He redeems us from the law,

In EPHESIANS He is our Unsearchable Riches,

In PHILIPPIANS He supplies our every need,

In COLOSSIANS He’s the Fullness of the God Head Bodily,

In 1st and 2nd THESSALONIANS He is our Soon Coming King,

In 1st and 2nd TIMOTHY He is the Mediator between God and man,

In TITUS He is our Blessed Hope,

In PHILEMON He is a Friend that sticks closer than a brother,

In HEBREWS He’s the Blood of the Everlasting Covenant,

In JAMES it is the Lord that heals the sick,

In 1st and 2nd PETER He is the Chief Shepperd,

In 1st, 2nd and 3rd JOHN it is Jesus who has the Tenderness of love,

In JUDE He is the Lord coming with 10.000 saints,

And in REVELATION, lift up your eyes church, for your redemption draweth nigh, He is KING OF KINGS and LORD OF LORDS.

The True Christmas Story

And I will put enmity between thee and the woman, and between thy seed and her seed; it shall bruise thy head, and thou shalt bruise his heel (Genesis 3:15)

Therefore the Lord himself shall give you a sign; behold, a Virgin shall conceive and bear a Son, and shall call his name Immanuel (Isaiah 7:14)

For God so love the world that he gave his only begotten Son, that whosoever believeth in him should not perish, but have everlasting life (John 3:16)

The people walked in darkness have seen a great light; they that dwell in the land of the shadow of death, upon them hath the light shined. For unto us a child is born, unto us a Son is given. And his name shall be called Wonderful, Counseller, the mighty God, the everlasting Father, the Prince of Piece (Isaiah 9:2,6)

And the angel said unto them, Fear not : for behold, I bring you good tidings of great joy, which shall be to all people. For unto you is born this day in the city of David a Savior, which is Christ the Lord (Luke 2:10-11)

But thou, Beth-lehem Ephratah, though thou be little among the thousands of Judah, yet out of thee shall he come forth unto me that is to be ruler in Israel (Micah 5:2)

Behold, I stand at the door, and knock. If any man hear my voice, and open the door, I will come in to him, and will sup with him, and he with me (Revelation 3:20)
Jesus said unto him : I am the way, the truth, and the life. No man cometh unto the Father, but by me (John 14:6)

Small is Beautiful

(Artikel Telah Diterbitkan di Majalah Warta Ekonomi no 20/XVI – 6 October 2004)

Pendahuluan
“Small is beautiful” atau “kecil itu indah” merupakan ungkapan yang sering kita dengar. Bahkan, beberapa tahun lalu sebuah buku ekonomi berjudul sama sempat menjadi bahan perbincangan di kalangan akademis. Mengatur perekonomian dengan membagi ke dalam unit unit kecil ternyata lebih indah dibanding mengaturnya dalam skala global.

Pengalaman Indonesia dalam melewati krisis ekonomi sejak tahun 1997 telah membuktikan asumsi tersebut. Di saat banyak perusahaan besar berguguran, banyak karyawan yang di PHK dan pengangguran meningkat, ternyata usaha kecil menengah (UKM) menjadi primadona yang menahan kehancuran ekonomi Indonesia. Banyak usaha kecil tumbuh bak jamur di musim hujan, mulai dari kafe tenda hingga home industry. Mereka terbukti kuat menahan kehancuran, sehingga tidak heran saat ini sejumlah bank berlomba lomba membentuk divisi yang khusus melayani usaha kecil menengah ini.

Tren small is beautiful ternyata tidak hanya dari sisi industri saja. Perkembangan ini juga terlihat dari sejumlah alat elektronik seperti handphone dan komputer. Kita tentunya ingat pertama kali handphone masuk ke Indonesia dengan ukuran yang sangat besar, sehingga mustahil kita memasukkannya ke kantong celana. Namun saat ini, kita sudah melihat handphone seukuran telapak tangan, sehingga mudah digenggam atau dimasukkan ke kantong baju. Mungkin sudah saatnya istilah handphone diganti menjadi palmphone.

Demikian pula dengan komputer. Saat pertama kali diperkenalkan ukuran sebuah CPU tidak lebih kecil dari sebuah ruangan. Namun saat ini, sebuah laptop memiliki kemampuan mengolah data jauh lebih besar dan cepat. Jika 30 tahun lalu chip komputer hanya memuat 2.250 transistor, saat ini sebuah chip dapat memuat 42 juta transistor.

Semakin kecilnya ukuran komputer atau telepon genggam ini tidak lepas dari kemajuan teknologi mikro-elektronika yang mampu membuat komponen seukuran microchip. Sudah cukup. Ternyata tidak. Pada awal 90an Dr. Rohrer, pemenang Nobel fisika tahun 1986 memprediksikan, teknologi mikro-elektronika ini dalam waktu dekat akan digantikan oleh teknologi yang lebih maju, yang mampu membuat komponen elektronik dengan ukuran yanglebih kecil hingga 1000 kali dari yang ada saat ini. Teknologi ini dinamakan nano-teknologi.

Definisi dan Sejarah
Nano-teknologi pada dasarnya adalah sebuah teknologi yang bertujuan melakukan rekayasa, memanipulasi dan mengontrol atas sebuah obyek, dimana ukuran dari obyek tersebut adalah dalam skala nanometer (sepermiliar meter). Rekayasa dalam ukuran nanometer ini dilakukan oleh “mesin-mesin” seukuran molekul yang diciptakan khusus untuk tujuan rekayasa tersebut.

Dasar dari nano-teknologi ini adalah bagaimana bekerja dalam skala nano untuk merekayasa, mengontrol dan membentuk materi baru dalam level atom. Jika sifat dasar dari materi tersebut dapat dikontrol dan dimanipulasi, maka kita dapat menghasilkan materi seperti yang kita inginkan. Sama seperti membuat sebuah printer yang terdiri dari ratusan komponen, dengan merekayasa, mengontrol dan membentuk komponen komponen tersebut maka kita akan mendapatkan sebuah printer baru sesuai dengan keinginan kita.

Ide awal nano-teknologi ini pertama kali dicetuskan pada tahun 1959 oleh fisikawan pemenang Nobel Richard Feynman. Dalam ceramahnya yang diberi judul “There is Plenty Room at The Bottom” ia mengatakan bahwa materi dapat disusun atau diubah dengan cara memanipulasi atom atom pembentuk materi tersebut. Sehingga, secara teori sebuah senyawa dapat dibuat dengan cara menggabungkan sejumlah atom yang diperlukan. Misalnya, dengan nano-teknologi ini kita dapat membuat komputer dengan merangkai atom atom yang diperlukan. Juga kita dapat membuat sebuah materi seperti kayu dengan merangkai sejumlah atom, untuk menggantikan kayu alam yang persediaannya semakin menurun.

Namun demikian, baru pada tahun 1980an nano-teknologi ini menemukan bentuknya. Adalah K. Eric Drexler, fisikawan dari MIT, yang mematangkan konsep ini dan menamakannya molecular nanotechnology. Menurut Eric Drexler, nano-teknologi ini merupakan sebuah teknologi yang sangat berguna bagi semua aspek kehidupan manusia, mulai dari aspek ekonomi, kesehatan hingga lingkungan hidup.

Dalam bukunya Engine of Creation, yang terbit tahun 1986, Eric Drexler menjelaskan konsep dasar dari nano-teknologi ini. Ia menyatakan bahwa sebuah materi terbentuk dari atom atom yang saling berhubungan, yang disusun seperti menyusun lego. Dengan mengubah bentuk lego (atom), maka akan didapatkan sebuah bentuk (materi) baru sesuai keinginan. Dengan nano-teknologi ini, kita dimampukan untuk memanipulasi sususan lego sesuai dengan keinginan kita, dalam ukuran sangat sangat kecil atau nano.

Dan dalam buku keduanya Unbounding the Future Eric Drexler menggambarkan kemudahan yang dapat dinikmati umat manusia dengan memanfaatkan secara maksimal dan positif nano-teknologi. Dalam bidang kesehatan, melalui nano-teknologi dapat diciptakan “mesin nano” yang disuntikan ke dalam tubuh guna memperbaikan jaringan atau organ tubuh yang rusak. Untuk industri logam, dapat diciptakan sebuah material logam alternatif yang murah, ringan dan efisien, yang dapat menekan biaya produksi kendaraan, mesin dan lainnya.

Penerapan Nano-Teknologi
Jepang dan Amerika Serikat merupakan dua negara terdepan dalam riset nano-teknologi. Berdasarkan data tahun 2002, pemerintah Jepang telah mengeluarkan dana riset untuk teknologi ini sebesar 1 miliar dolar amerika. Sementara itu, Amerika Serikat sendiri mengeluarkan dana sebesar 550 juta dolar amerika, yang diikuti Uni Eropa di urutan ketiga dengan anggaran sebesar 450 juta dolar amerika.

Jepang memulai riset pengembangan nano-teknologi pada tahun 1985. Untuk itu pemerintah Jepang melalui Federasi Organisasi Ekonomi Jepang, Kaidanren, membentuk Expert Group on Nanotechnology sebagai motor penelitian nano-teknologi. Amerika Serikat sendiri baru mulai serius mengembangkan nano-teknologi di era kepresidenan Bill Clinton, yang pada tahun 2000 lalu mendirikan badan National Nanotechnology Initiative.

Selain badan pemerintahan, perusahaan swasta juga mulai serius mengadakan riset pengembangan nano-teknologi untuk kepentingan bisnis mereka. IBM misalnya, melalui IBM Zurich Research Laboratory yang dipimpin oleh Petter Yettiger dan Gerd Binning sedang mengembangkan instrumen penyimpan data sebesar jarum nano, dengan menggunakan teknik scanning tunneling microscope. Dengan teknologi ini, IBM mampu menyimpan 25 juta halaman buku ke dalam alat penyimpanan yang ukurannya hanya sebesar perangko (bandingkan dengan hard disk yang ada saat ini). Prototype alat penyimpan data ini akan dinamakan Millipede.

Tidak mau kalah, Intel Corporation pun saat ini sedang mengembangkan prosesor yang memiliki kemampuan sepuluh kali lipat disbanding Pentium 4, yang rencananya akan dilepas ke pasar pada tahun 2007 mendatang.

Asik dengan negri orang, bagaimana dengan Indonesia sendiri ? Jangan takut jangan gundah. Meski negri kita ini belum pulih benar dari krisis ekonomi, kita juga tidak kalah dalam melakukan penelitian nano-teknologi. Adalah PT Dirgantara Indonesia yang bekerja sama dengan Pusat Teknologi Elektronika Dirgantara dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), yang merancang satelit nano yang dinamakan Indonesia Nano Satelit-1 (Inasat-1). Meski belum menyentuh hajat hidup orang banyak, minimal kita tidak kalah start.

Perkembangan ke Depan
Kita telah membahas apa itu nano-teknologi, sejarah nya, serta pengembangan yang telah dilakukan. Pertanyaan berikutnya adalah bagaimana teknologi ini akan mempengaruhi kehidupan umat manusia di masa mendatang.

Dalam bidang elektronik. Nano-teknologi memampukan kita untuk memproduksi chip dengan ukuran lebih kecil, lebih kuat dan lebih efisien. Hal ini akan berdampak sangat positif bagi perkembangan teknologi. Bahkan, saat ini sedang dikembangan komputer quantum yang menggunakan nano-teknologi.

Dalam bidang kesehatan. Dengan nano-teknologi sejumlah terobosan dalam metode pengobatan serta terciptanya obat obatan yang lebih aman.

Dalam bidang pertanian. Hasil rekayasa genetika tanaman akan lebih mudah dikontrol dengan menggunakan nano-teknologi, sehingga dapat tercipta produk pertanian yang unggul dengan harga murah. Produksi masal produk pertanian dengan harga terjangkau ini dapat menjadi solusi bagi pengentasan kelaparan yang melanda sejumlah negara di Afrika.

Dalam bidang pertahanan. Pemerintah Amerika Serikat melalui Institute for Soldier Nanotechnologies of MIT tengah mengembangkan pakaian tempur pintar. Pakaian tempur ini berupa baju tipis dan ringan, yang dapat melindungi pemakaiannya dari terjangan peluru, senjata kimia serta radiasi. Bukan itu saja, baju pintar ini dapat mendeteksi bagian tubuh yang terluka dan mengobatinya. Kecanggihan terakhir, baju pintar ini dapat berubah ubah warna sesuai kondisi sekitar bak bunglon.

Dalam bidang industri. Berbagai terobosan dapat dilakukan dengan nano-teknologi untuk menggantikan bahan baku industri yang kian langka. Salah satunya seperti yang dilakukan oleh Jepang yang pada tahun 1997 membuat proyek ultra baja, untuk mengembangkan teknologi konservasi baja. Super baja ini dilaporkan memiliki kekuatan dua kali lipat dari baja biasa, sehingga pemakaian baja dapat menjadi lebih efisien. Hal ini dapat menjadi solusi bagi krisis baja yang melanda dunia beberapa bulan terakhir, akibat permintaan baja dari China yang melonjak tajam.

Dalam bidang energi. Jika nano-teknologi berhasil melakukan rekayasa baja, bukan tidak mungkin dilakukan rekayasa dalam bidang energi, khususnya minyak bumi. Terciptanya sebuah alternatif bahan bakar tentunya dapat menjadi jalan keluar dari krisis minyak bumi, yang kabarnya semakin menyusut persediaannya. Jika alternatif ini dapat dilakukan, mungkin bapak bapak kita yang duduk di kabinet tidak usah pusing memikirkan defisit anggaran akibat membengkaknya subsidi bahan bakar, yang disebabkan melonjaknya harga minyak mentah hingga ke level 40 dollar amerika per barrel.

Kesimpulan
Banyak ilmuwan yang percaya bahwa nano-teknologi adalah teknologi masa depan, yang sebentar lagi akan terjadi. Dalam bukunya 10 Lessons From the Future : Tomorrow is A Matter of Choice, Make It Yours Wolfgang Grulke menyatakan bahwa nano-teknologi akan berkembang sangat pesat, bahkan masyarakat umum sudah dapat merasakan manfaat melalui produk produk yang dihasilkannya pada tahun 2007 mendatang.

Dengan kemampuan nano-teknologi ini yang dapat mengubah materi dari elemen paling dasar, yaitu atom, akan memungkinkan kita mencapai dan menghasilkan banyak hal yang dulu hanya berada di angan angan belaka. Hal hal yang selama ini hanya dapat kita saksikan dalam film film karya Steven Spielberg, bukan tidak mungkin akan terealisasi.

Ada dua pertanyaan besar yang harus kita tanyakan kepada diri kita sendiri. Pertama, apakah kita akan menjadi pemain dalam perkembangan nano-teknologi, ataukah kita hanya sebagai penonton ? Pilihan ada di tangan kita. Selama ini Indonesia yang termasuk negara berkembang selalu belajar dari negara maju. Tidakah ada keinginan suatu saat kita menjadi guru, tidak hanya murid ?

Kedua, apakah nano-teknologi ini akan membawa perbaikan standar hidup bagi umat manusia, ataukah akan merusaknya ? Teknologi ibarat pisau, bisa digunakan untuk kebaikan (memasak) dan bisa juga untuk kejahatan (membunuh). Nano-teknologi dapat menghasilkan produk pertanian yang berguna bagi penduduk dunia mengentaskan kemiskinan dan kelaparan. Namun, nano-teknologi juga dapat menghasilkan bahan kimia yang mematikan. Pilihan di tangan kita.

Semua jawaban atas pertanyaan tersebut tentunya kembali kepada diri kita masing masing, serta komitmen kita untuk memajukan taraf hidup yang menyangkut orang banyak.
Hari sabtu tanggal 4 September lalu Indonesia telah memilih Joy sebagai juara Indonesian Idol. Dan kini saatnya pula Indonesia memilih untuk ikut serta dalam pengembangan nano-teknologi guna meningkatkan taraf hidup bangsa, keluar dari keterpurukan. Jangan biarkan Indonesia tereliminasi.

Obligasi Rekap : Asal Muasalnya

(Artikel ini ditulis pada 27 Mei 2002)

Isu mengenai obligasi rekap kembali mencuat sehubungan dengan rencana right issue Bank Internasional Indonesia. Berbagai komentar pro dan kontra kembali membahana, dimana tak urung Mentri Negara Perencanaan dan Pembangunan Nasional Kwik Kian Gie berteriak bahwa obligasi rekap seharusnya sudah ditarik dari neraca perbankan karena sangat merugikan pemerintah dan pembayar pajak. Sedangkan dari sisi pro obligasi rekap yang diwakili Mentri Negara BUMN Laksamana Sukardi dan mantan Kepala BPPN I Putu Gede Ari Suta mengatakan, obligasi rekap tersebut justru merupakan sweetener bagi investor asing untuk masuk ke Indonesia.

Dalam tulisan minggu lalu, sudah dibahas mengenai dampak dari obligasi rekap tersebut terhadap perekonomian Indonesia di masa yang akan datang, dimana beban tersebut dapat terakumulasi hingga sebesar Rp 7.000 triliun, dengan bunga yang harus dibayar per tahunnya sekitar Rp 608 triliun rupiah. Untuk itu, sangatlah penting untuk segera mencari jalan keluar bagai masalah obligasi rekap ini.

Namun, sebelum melangkah lebih jauh dalam mencari alternatif pemecahan masalah, adalah lebih baik jika kita mundur sejenak untuk merenungkan asal muasal dari munculnya obligasi rekap ini. Dengan mengetahui jati diri dan natur dari obligasi yang satu ini, diharapkan dapat ditemukan jalan keluar untuk mengatasinya. Seperti mengobati orang sakit, sang dokter tentunya terlebih dahulu harus mengetahui asal muasal penyakita tersebut, sehingga tidak salah melakukan diagnosa dan pemberian obat.

Untuk mengetahui asal usul obligasi rekap, sebaiknya kita mulai dari pertengahan tahun 1997 dimana Indonesia mulai dilanda krisis ekonomi, yang dipicu oleh melemahnya nilai tukar Baht Thailand. Dalam waktu singkat, ternyata rupiah juga terjangkit penyakit dari Thailand tersebut, dimana para investor asing melihat kesamaan fundamental ekonomi antara Indonesia dan Thailand yang sudah terlalu banyak memiliki hutang luar negri. Akibat pelarian modal ini, maka nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar amerika akibat ketidak seimbangan antara supply dan demand.

Yang parah, ternyata krisis mata uang ini berkelanjutan di Indonesia sehingga terciptalah krisis ekonomi di segala bidang. Untuk itu maka pemerintah meminta bantuan IMF. Sebenarnya di sinilah kesalahan pemerintah Indonesia dalam melakukan diagnosa atas krisis yang dihadapi, sehingga jalan keluar yang dipilih juga salah. Saat itu, pemerintah menganggap pelarian modal tersebut semata mata akibat ketidak percayaan investor yang disebabkan oleh krisis Thailand, sehingga yang perlu dilakukan adalah memulihkan kepercayaan tersebut. Untuk itu pemerintah mengundang masuk IMF dengan harapan lembaga internasional tersebut dapat memulihkan kepercayaan investor.

Namun pemerintah tidak melihat bahwa akar permasalahan ketidak percayaan ini bukan hanya semata emosional investor akibat krisis di Thailand. Melainkan, ketidak percayaan investor ini memang disebabkan oleh kondisi fundamental ekonomi Indonesia sendiri yang tidak kokoh, dimana beban utang sudah sangat besar. Istilah yang digunakan oleh Kwik Kian Gie adalah Indonesia sudah mengalami kondisi over investment. Jadi, back up yang dilakukan dengan memanggil IMF dengan segala pinjaman siaga sebesar U$ 48 miliar sebenarnya tidak cukup.

Dalam diagnosa selanjutnya, beberapa saran diberikan oleh IMF agar dilakukan oleh pemerintah Indonesia seperti yang tercantum dalam Letter of Intent, dimana salah satunya adalah penutupan 16 bank. Nah di sinilah asal muasal dari problema yang memunculkan obligasi rekap. Akibat salah perhitungan serta kurang siapnya pemerintah dalam melikuidasi 16 bank tersebut, dimana pada mulanya pemerintah tidak menjamin dana nasabah, telah memicu rush oleh nasabah pada sebagian besar bank lainnya. Akibat perbankan tidak memiliki dana cash, maka ambruklah system perbankan di Indonesia.

Guna mengatasi masalah likuiditas perbankan ini, maka Bank Indonesia memberikan dana pinjaman dalam bentuk KLBI dan BLBI, sehingga bank yang diserbu nasabahnya tetap dapat memenuhi kewajibannya. Namun demikian, tentu saja dana pinjaman tersebut harus dipertanggung jawabkan oleh perbankan itu sendiri.

Akan tetapi, karena memang system perbankan sudah sangat kacau, dana BLBI tersebut tidak bisa dikembalikan. Akibatnya, pemerintah menanggung dana BLBI tersebut dengan mengeluarkan obligasi. Inilah penyebab pertama dari timbulnya permasalahan obligasi rekap.

Selain mengalami masalah likuidasi, system perbankan juga mengalami masalah kredit macet, akibat naiknya suku bunga hingga ke level 50%, yang mengakibatkan banyak debitor yang tidak dapat memenuhi kewajibannya. Adapun kenaikkan suku bunga yang sangat tinggi ini sebenarnya juga merupakan saran dari IMF, guna memperkuat nilai tukar rupiah. Memang, dalam text book ekonomi, nilai tukar rupiah suatu negara berkorelasi positif dengan suku bunga. Jika suku bunga dinaikkan, nilai tukar negara tersebut cenderunge menguat. Dan sebaliknya. Namun demikian, kebijakan ini memakan korban dimana bermunculanlah kredit macet.

Akibat dari timbulnya kredit macet ini, maka banyak modal perbankan yang mengalami penurunan, bahkan negatif. Untuk mengatasi kredit macet tersebut, maka pemerintah kembali mengeluarkan obligasi rekap. Prosedurnya, kredit macet yang berada pada sisi aktiva perbankan dikeluarkan dan diserahkan kepada BPPN, untuk disehatkan kembali. Dan untuk mengisi bolong pada sisi aktiva tersebut, maka pemerintah memasukkan obligasi rekap. Inilah penyebab kedua dari timbulnya permasalahan obligasi rekap.

Untuk mempermudah pemahaman mengenai timbulnya obligasi rekap, berikut ilustrasi yang dilihat dari neraca perbankan yang sangat disederhanakan, seperti yang ditulis Drs. Anthony Budiawan dalam salah satu makalahnya.




Neraca sebelum proses rekapitulasi dengan obligasi :
Aktiva terdiri dari :
- Kas 1.000.000
- Kredit Macet 23.000.000
- Aset lainnya 5.000.000
Total aktiva 29.000.000

Pasiva terdiri dari :
- Dana masyarakat 27.000.000
- Utang BLBI 16.000.000
- Modal (14.000.000)
Total pasiva 29.000.000

Menghadapi hal tersebut, pemerintah melakukan dua cara penyehatan dengan obligasi yaitu :
- Membuat modal bank jadi positif dengan cara mengkonversi Utang BLBI ke dalam Modal.
- Mengeluarkan Kredit Macet ke BPPN dan mengisi kekosongannya dengan Obligasi rekap.

Dengan demikian neraca perbankan menjadi sebagai berikut :
Neraca setelah proses rekapitulasi dengan obligasi :
Aktiva terdiri dari :
- Kas 1.000.000
- Obligasi Rekap 23.000.000
- Aset lainnya 5.000.000
Total aktiva 29.000.000




Pasiva terdiri dari :
- Dana masyarakat 27.000.000
- Modal 2.000.000
Total pasiva 29.000.000

Dengan rekapitulasi obligasi rekap ini, diharapkan perbankan di Indonesia menjadi sehat kembali, dimana 2 indikator utama kesehatan bank terpenuhi. Pertama, CAR perbankan diharapkan menjadi positif atau bahkan mencapai tingkat 8%, dengan kembali positifnya modal perbankan. Kedua, dengan hilangnya kredit macet, tentunya NPL perbankan akan baik kembali.

Namun, sebenarnya metode penyehatan perbankan ini hanya make up saja dan tidak secara tuntas akan menyelesaikan masalah perbankan. Untuk itu, penerbitan obligasi rekap ini seharusnya tidak dimaksudkan untuk selamanya ada pada system perbankan. Suatu saat harus ditarik kembali. Sayangnya, pemerintah berpikiran kebalikannya. Penerbitan obligasi perbankan yang tadinya dimaksudkan hanya sementara, dianggap dapat dilakukan selamnya. Bahkan pejabat IMF Hubert Neiss dan Stanley Fisher mengatakan penerbitan obligasi tersebut hanya sekedar keep the bank afloat.
Untuk mengingatkan pemerintah mengenai kesalahan ini, Kwik Kian Gie sebenarnya telah membuat tulisan pada tanggal18 Januari 1999 dengan judul “Rekapitalisasi Bank Dengan Obligasi, Tipuan Apa Lagi ?”

Apa yang tadinya diharapkan untuk sementara ternyata dijadikan selamanya. Oleh sebab itu, perlu suatu terobosan untuk segera mengatasi masalah obligasi rekap ini dari system perbankan. Jika tidak, ingatlah beban sebesar Rp 7.000 triliun rupiah yang harus ditanggung bangsa ini di masa yang akan datang.

Obligasi Rekap : Dampak dan Implikasinya

(Artikel ini ditulis pada 20 Mei 2002)

Beberapa saat yang lalu pemerintah telah berhasil melakukan restruktur utang luar negri dalam forum Paris Club, dimana Indonesia berhasil memperoleh kepercayaan dari para kreditur luar negri terhadap pembayaran utang yang jatuh tempo. Dalam pola restruktur tersebut, pemerintah Indonesia mendapatkan keringanan berupa perpanjangan tenor pembayaran utang yang seharusnya jatuh tempo tahun ini, menjadi beberapa tahun ke depan. Dengan demikian, beban pembayaran cicilan bunga dan pokok yang jatuh tempo yang sedianya harus diselesaikan tahun ini, menjadi berkurang meski tetap tidak menyelesaikan masalah yang ada. Namun demikian, tentu saja pemerintah Indonesia mendapatkan keringanan cash flow dalam APBN, berupa dana tunai yang harus disediakan jika utang tersebut harus dibayar tahun ini juga.

Namun demikian, sebenarnya permasalahan utang luar negri tersebut tidaklah segawat utang dalam negri, yang juga harus dipikirkan oleh pemerintah. Ada beberapa hal yang sebenarnya membuat utang dalam negri jauh lebih mengkhawatirkan dibandingkan dengan utang luar negri. Pertama, masa jatuh tempo utang luar negri umumnya jangka panjang, sedangkan utang dalam negri sebagian besar merupakan utang jangka pendek.

Kedua, suku bunga utang luar negri umumnya sangat kecil sekitar 3% hingga 5%, sedangkan utang dalam negri rata rata mempunyai suku bunga sebesar 15% hingga 18%. Dengan demikian tentu saja dana yang harus disediakan bagi pembayaran bunga akan lebih besar bagi utang dalam negri.

Ketiga, para kreditor luar negri umumnya memberikan grace period bagi Indonesia, dimana utang dalam negri jarang memberikan kemudahan ini.

Keempat, bagi utang luar negri terdapat forum seperti Paris Club dan London Club, yang berfungsi sebagai mediator guna melakukan restrukturisasi utang jika pemerintah Indonesia mengalami kesulitan. Sedangankan untuk utang dalam negri, tidak ada fasilitas restrukturisasi utang. Sehingga mau tidak mau pemerintah harus menyediakan dana guna pelunasan utang dalam negri saat jatuh tempo. Kealpaan pemerintah dalam memenuhi kewajiban dalam negri ini dapat berakibat fatal bagi peringkat Indonesia di mata investor asing, terutama berdasarkan peringkat Standar and Poor serta Moody’s Investor.

Kelima, masih berhubungan dengan alasan keempat, dalam utang luar negri sering terjadi para kreditor memberikan hair cut jika dilihat pemerintah sudah tidak memiliki likuiditas dan solvabilitas dalam memenuhi kewajibannya. Sedangkan dalam hal utang dalam negri, hair cut hampir tidak pernah ada. Meski pun ada, tentunya akan berdampak sangat negatif terhadap country risk kita dimana hampir dipastikan tidak akan ada kreditor ataupun investor yang mau memasukkan dananya lagi di Indonesia.

Setelah menilik beberapa alasan di atas, terlihat bahwa sebenarnya problem pemerintah dalam pengelolaan utang dalam negri jauh lebih sulit dibandingkan dengan utang luar negri. Lalu pertanyaan berikutnya adalah seberapa besar sebenarnya utang dalam negri pemerintah kita ini. Dalam tulisan ini, pembahasan akan dibatasi ke dalam utang dalam negri dalam bentuk obligasi rekap yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam rangka menyehatkan perbankan.

Berdasarkan data BPPN per tanggal 25 January 2002, total hutang dalam negri berupa obligasi pemerintah berjumlah Rp 689,02 triliun. Dari jumlah tersebut, sebesar Rp 258,32 triliun berupa obligasi yang dikeluarkan dalam program BLBI (Bantuan Likuidasi Bank Indonesia) dan program penjaminan bank. Sedangkan sisanya sebesar Rp 430,70 triliun berupa obligasi rekap.

Melihat angka angka tersebut mungkin tidak berarti apa apa. Namun coba perhatikan beban yang harus ditanggung pemerintah setiap tahunnya. Dari pengeluaran obligasi tersebut, pemerintah tentunya harus mengeluarkan dana yang digunakan untuk membayar coupon atas obligasi tersebut, atau yang biasa disebut bunga atas utang. Dengan memperhatikan rata rata bunga atas obligasi, pemerintah Indonesia setiap tahunnya harus menyediakan dana sebesar Rp 60 triliun bagi pembayaran bunga. Bandingkan dengan beban bunga utang luar negri yang tiap tahunnya hanya sekitar U$ 2 miliar, atau dengan kurs Rp 9.500 akan didapat angka Rp 19 triliun rupiah. Jelas terlihat beban bunga utang dalam negri saja sudah sebesar 3 kali beban bunga utang luar negri.

Dan yang membuat kita bergidik, berdasarkan Economic Review BPPN bulan April lalu, akumulasi beban bunga dan pokok utang luar negri kita akan mencapai Rp 7.000 triliun rupiah jika pemerintah tidak segera menyelesaikan masalah tersebut secepatnya. Dapatkah anda bayangkan dengan utang dalam negri sebesar Rp 689 triliun saja, beban bunga tiap tahun yang dikeluarkan oleh pemerintah akan sebesar Rp 60 triliun. Apa arti Rp 60 triliun tersebut. Artinya akan ada dana yang harus dianggarkan oleh APBN guna pembayaran bunga. Ibarat perusahaan, cash flow yang ada harus dicadangkan guna pembayaran bunga. Saat ini saja, guna pemenuhan pendapatan APBN, pemerintah telah menaikkan pajak berulang kali, bahkan terkesan hantan kromo. Selain itu, guna menekan pengeluaran, pemerintah sebenarnya sudah tidak dapat berbuat apa apa bagi pembangunan infrastruk tur. Yang dilakukan saat ini praktis hanya pemeliharaan saja. Oleh sebab itu tidak heran kita melihat banyaknya jalan yang berlubang dan fasilitas umum yang tidak terawat.

Kembali ke permasalahan kita, dengan beban Rp 60 triliun saja per tahunnya kita sudah sangat kesulitan saat ini. Apalagi dengan membengkaknya utang dalam negri hingga sebesar Rp 7.000 triliun, dimana beban bunga yang harus dibayarkan tiap tahunnya sekitar Rp 608 triliun. Jika dengan beban Rp 60 triliun saja pembangunan sudah tidak jalan dan masyarakat dicekik oleh pajak, bagaimana dengan Rp 608 triliun. Mungkin negara ini sudah bubar.

Oleh sebab itu, keberhasilan restruktur utang luar negri dalam Paris Club janganlah menjadikan pemerintah merasa berhasil. Sebab, masalah yang gawat sebenarnya adalah penanganan utang dalam negri.
Jika dalam penanganan utang luar negri pemerintah mengalami kesulitan, kita dalam mengatasinya dengan melakukan restrukturisasi atau meminta hair cut. Namun tidak demikian dengan utang dalam negri.
Dalam tulisan berikutnya, akan dibahas mengenai apa itu obligasi rekap dan asal muasalnya. Selamat menikmati.